Giulio Parengkuan Sudah Zaman Berbasis Komputer

Retno Hemawati
04/4/2017 07:00
Giulio Parengkuan Sudah Zaman Berbasis Komputer
(MI/ RETNO HEMAWATI)

AKTOR muda pendatang baru, Giulio Ken Parengkuan, 17, terang-terangan mendukung ujian nasional berbasis komputer (UNBK) yang kemarin sudah mulai dilaksanakan untuk sekolah menengah kejuruan (SMK). Menurut pendapatnya, UNBK sangat praktis. "Sudah zamannya ujian seperti berbasis komputer. Ini akan lebih praktis ketimbang pemerintah mengeluarkan bujet untuk menyupsidi pengadaan kertas dan juga distribusi soal yang biayanya tidak murah," tutur Giulio saat diwawancarai Media Indonesia, beberapa saat lalu di Jakarta.

Dia menambahkan komputer bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin sehingga bisa menghemat sumber daya alam. "Bisa efektif dan efisien karena mengurangi kertas yang juga mengurangi penebangan pohon," katanya. Saat ini anak sulung pasangan presenter kondang Erwin Parengkuan dan model Jana Parengkuan itu masih tercatat sebagai siswa kelas tiga di Sekolah Menengah Atas Santo Yakobus Jakarta Utara yang pada 10-13 April 2017 akan menghadapi ujian nasional. Meski baru akan menghadapi ujian, dia sudah lega karena telah diterima di jurusan manajemen sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Selain peduli dengan penghematan penggunaan sumber daya alam, dia secara jujur juga mengungkapkan keinginannya untuk mempunyai mobil listrik seperti buatan Tesla. "Saya pengguna moda transportasi apa pun, taksi daring, ojek, macam-macam. Saya juga mendukung dibangunnya fasilitas dan pengadaan mass rapid transit (MRT). Secara spesifik, saya lebih suka moda transportasi yang menggunakan listrik daripada bahan bakar minyak, mobil listrik tesla misalnya," terangnya.

Jadi aktor
Baru-baru ini, lelaki yang memiliki tiga adik itu baru saja merampungkan film pertamanya yang telah rilis berjudul Pertaruhan. Di film itu, dia beradu peran dengan Adipati Dolken, Aliando Syarief, Tio Pakusadewo, dan Jefri Nichol. Film itu ternyata memberinya inspirasi. "Pada waktu awal, saya memang canggung, tetapi karena saya mengikuti proses reading dan juga ada suatu masa kami pergi bersama selama seharian penuh, chemistry kami jadi terbangun. Kami seperti keluarga betulan," kata penggemar aktor Michael Keaton itu.

Menjadi keluarga dalam sebuah tim produksi film itulah yang baginya akan segera membuat kangen. Berbagai kesempatan yang ada di film, yang bercerita tentang keluarga miskin itu, membuatnya sensitif dengan keadaan orang lain yang tidak seberuntung dirinya. "Saya melihat, dengan jalan-jalan ke daerah pelacuran, ada kesenjangan ekonomi dan kesenjangan moral yang sangat lebar," katanya.

Dia juga bersiap menjadi pekerja seni di bidang perfilman dengan penggemar di sekelilingnya. "Namun, saya diberi pesan oleh ayah agar tidak sombong. Kita harus tetap waspada, tetap rendah hati," tuturnya. Terkait dengan penggemar, dia juga tidak ingin menelantarkan mereka. "Sebisa mungkin diusahakan untuk menyapa. Mereka sangat berarti buat saya dan saya tanpa mereka tidak akan berarti apa-apa," tutup dia.

(H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya