Nadia Vega Harapkan Perdamaian Indonesia

Dzulfikri Putra Malawi
16/3/2017 07:00
Nadia Vega Harapkan Perdamaian Indonesia
(MI/PERMANA)

NADIA Vega, 29, yang dalam dua tahun belakangan aktif menjadi disjoki, memutuskan untuk kembali ke Indonesia dengan sebuah karya baru, yakni berupa minialbum berisikan lagu-lagu elektronik yang ia buat sendiri. Sebuah single bertajuk Mentari menjadi satu karya persembahan untuk menjembatani minialbum yang nanti akan dirilis pertengahan tahun ini. Kepada Media Indonesia dalam kunjungannya pada Kamis (2/3) ia menceritakan proses karya hingga harapan untuk perdamaian di Indonesia.

"Tahun lalu saya akhirnya berpikir kenapa tidak bikin karya saja. Akhirnya bikin single bareng Angger Dimas berjudul Fire, lalu sekarang mau bikin minialbum dengan merilis single perdana bertajuk Mentari," kisah Vega mengawali perbincangan sore itu. Genre musik yang ia sebut chill trap menjadi warna musik untuk beberapa lagu yang akan dirangkum dalam minialbum nanti.

Untuk memuluskan langkahnya mengambil simpati pasar di Indonesia, ia pun memutuskan untuk bergabung bersama GP Records, label yang juga menaungi duo elektronik Soundwave. "Sudah hampir lima tahun tinggal di Singapura, sudah lama tidak tahu perkembangan industri musik Tanah Air, makanya pilih bergabung dengan label musik ketimbang bergerak independen agar ada arahnya," paparnya.

Energi positif
Lagu Mentari mengisahkan masa lalu gelap yang akan ditinggalkan untuk kemudian bersiap bergerak ke arah masa depan yang lebih cerah dengan mengambil pelajaran di masa lalu tersebut. Cukup filosofis rasanya, tapi momentum ini pas dengan keadaan negara Indonesia, khususnya Ibu Kota yang suhu politiknya sedang memanas beberapa waktu ini. "Jangan sampai isu SARA menghambat perkembangan karena masalah agama dan suku sensitif sekali. Saya hanya berharap jangan sampai memecah belah Indonesia," harap Nadia di sela-sela penjelasan tentang isi lagu Mentari.

Nadia pun punya ketakutan tersendiri ketika akan pulang ke Jakarta dan Bogor karena isu SARA yang santer belakangan ini. "Agak takut karena isu SARA. Sampai teman-teman khawatir karena apartemen saya di Jakarta dekat dengan jalur protokol. Teman-teman yang mau ke Indonesia pun menjadwalkan ulang. Ini aku tahu dari sekeliling terkecil aku saja, tapi efeknya lumayan besar. Katanya, kalau ada isu SARA, perkembangan satu negara terhambat, jadi enggak bisa berkembang secara maksimal," lanjutnya.

Nadia pun berharap lagunya ini bisa menjadi energi positif bagi anak-anak muda Indonesia. Dia juga menilai Tanah Air ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan. "Indonesia merupakan negara yang memiliki industri film dan musik yang sangat berkembang. Sekarang film dan musik jauh banyak berkembang dari segi kualitas produksi. Sineas muda juga sangat kreatif dengan didukung teknologi yang mumpuni secara software dan hardware," pujinya.(H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya