Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DI zaman modern, banyak anak muda yang kurang menaruh minat pada sastra. Penyanyi klasik Mariska Setiawan, 26, mencoba kembali membangkitkan minat anak muda terhadap sastra dan literatur. Ketertarikannya dalam bidang kesusastraan telah melahirkan kolaborasi dengan Ananda Sukarlan melalui pertunjukan musik yang didasari karya-karya sastra. "Saya ingin mengembalikan minat sastra ke anak muda, dengan adanya musik tentu saja jadi lebih menarik. Kita menggabungkan elemen lain yang bisa jadi nilai tambah sehingga orang tidak melihat itu sebagai sebuah buku. Kalau ada musik, bisa membantu mengerti nuansanya dan isi literaturnya," ujarnya ketika ditemui Media Indonesia di Jakarta, Senin (6/3).
Gadis kelahiran Surabaya, 6 Desember 1990 itu menuturkan dirinya tertarik dengan musik dan sastra sejak kecil. Ayahnya mengenalkan dia pada beragam literatur. Menurutnya, ada perbedaan antara Indonesia dan Eropa. Di Eropa perpaduan antara musik dan sastra memang sudah dikenal lama. Keduanya berjalan beriringan. Karena itu, banyak karya musik yang kata-katanya diambil dari puisi ataupun karya literatur lain yang kemudian dibuat drama ataupun opera. "Kalau di Indonesia, Ananda Sukarlan selaku komposer merupakan salah satu yang memopulerkan musik sastra di Indonesia," tutur dia.
Sebagai penyanyi yang kerap kali membawakan lagu yang liriknya berasal dari karya sastra, menurutnya, ada banyak penulis dan sastrawan yang jadi inspirasinya, di antaranya Adimas Immanuel, Putu Wijaya, dan Okky Madasari. Mariska juga bercerita alasan dia memilih aliran musik klasik. Kendati peminat musik klasik masih tersegmentasi di Indonesia, perkembangannya sudah pesat. Oleh karena itu, dia ingin edukasi mengenai musik klasik bisa lebih luas lagi. "Di Indonesia mungkin edukasi tentang musik klasik belum terlalu banyak, tidak seperti musik pop. Kalau kita masuk mobil, menghidupkan radio, pasti yang terdengar musik pop. Kalau musik klasik, kita harus cari dulu baru nemu. Kebanyakan yang tahu anak-anak yang mungkin sejak kecil orangtuanya peminat musik klasik," katanya.
Ketika ditanya strateginya dalam memasyarakatkan musik klasik di tengah industri musik yang ketat dengan persaingan, Mariska mengatakan memang peminat musik klasik masih sangat tersegmentasi. Sebagai penyanyi yang ingin memopulerkan musik klasik, Mariska mengatakan harus ada konsistensi dari penyanyinya. "Kuncinya bagi saya di konsistensi. Kalau saya cuma sekali setahun pentas, informasinya sulit disalurkan ke publik. Kita harus sering membuat acara yang bisa lebih banyak mempromosikan musik klasik. Acara-acara musik klasik, kalau bisa, tiketnya harus terjangkau. Jadi, semua kalangan bisa menikmatinya," tutur penyanyi yang pernah melantunkan lagu An Essay on Love, yang merupakan permintaan khusus dari BJ Habibie dalam rangka mengenang istrinya, Ainun.
Komitmen berkarier
Dibutuhkan komitmen dan sikap konsisten ketika seseorang memilih karier. Mariska memutuskan berkarier penuh sebagai penyanyi musik klasik. Pilihannya pun sepenuhnya didukung orangtuanya setelah dia dapat membuktikan keputusannya tidak setengah-setengah. "Orangtua saya seperti rata-rata orangtua di Indonesia, kalau anaknya ingin berkarier sebagai pemusik, khawatir karena dinilai tidak secure. Jadi, ketika saya memilih karier sebagai penyanyi musik klasik, orangtua saya menanyakan rencana ke depan dan saya harus bisa mempertanggungjawabkan pilihan saya. Setelah itu, mereka percaya," tutup dia. (H-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved