Khofifah Indar Parawansa Kagumi Anak Orang Rimba

Solmi
20/2/2017 07:40
Khofifah Indar Parawansa Kagumi Anak Orang Rimba
(MI/SOLMI)

BERJALAN kaki lebih dari 1 kilometer dengan menempuh jalan berlumpur tentunya membuat tubuh penat. Namun, sepertinya hal itu tidak dipedulikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi lokasi perumahan orang Rimba atau suku Anak Dalam yang dibangun pemerintah di pinggiran Desa Pulau Litang, Kecamatan Bathin VIII, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, Sabtu (18/2).

Tak ada keluh kesah. Sebaliknya, raut wajahnya penuh dengan rasa bahagia dan haru. Sesampainya ia di lokasi, belasan anak orang Rimba menyambutnya dengan mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu Indonesia Pusaka. Mereka menyanyikannya dengan fasih, khidmat, dan penuh semangat. Khofifah pun tak mampu membendung linangan air mata. Seusai kumandang lagu berakhir, Khofifah menghampiri anak-anak tersebut. Ia bertanya apakah ada yang hafal seluruh sila Pancasila.

Pertanyaan tersebut disambut dengan acungan tangan seluruh anak yang berjejer menyambutnya. "Ayo sini baris yang rapi, kita sama-sama melafalkan Pancasila," ajaknya. Khofifah setengah tidak percaya ketika bocah-bocah berusia 5-7 tahunan yang sehari-hari hidup di hutan itu mampu melafalkan Pancasila dengan baik. Tidak ada satu pun sila yang terlewat atau tidak berurut. "Jika Presiden Joko Widodo mendengar langsung, beliau juga pasti senang dan bangga," sebutnya.

Saat ditanya siapa yang mengajarkan, Khofifah kembali terkesima karena rupanya ada sejumlah relawan yang rajin datang ke hutan tempat orang Rimba untuk mengajar meski tanpa sarana prasarana yang memadai. Sebagai bentuk apresiasi, kepada setiap anak tersebut Khofifah memberikan hadiah. "Belajar yang rajin, ya, nak, semangat terus. Semoga semua cita-cita tercapai," kata Khofifah yang disambut dengan seruan amin oleh warga dan rombongan.

Hunian tetap
Khofifah mengatakan anak-anak orang Rimba memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang baik dan meraih cita-cita. Salah satu kendala yang menyebabkan mereka sulit memperoleh pendidikan ialah tradisi melangun atau hidup berpindah-pindah. Karena itu, Kementerian Sosial (Kemensos) aktif mendorong suku Anak Dalam untuk tinggal menetap. Dengan demikian, mereka dapat mengakses berbagai layanan yang disediakan pemerintah seperti pendidikan, kesehatan, administrasi kependudukan, penyediaan akses kesempatan kerja, ketahanan pangan, penyediaan akses lahan, advokasi sosial, lingkungan hidup, dan pelayanan sosial.

Sebagai langkah awal, Kemensos membangunkan 23 unit rumah bagi orang Rimba di Desa Pulau Lintang. Pihaknya berharap, melalui program hunian menetap yang ditawarkan, warga orang Rimba dapat hidup lebih layak secara sosial ekonomi. Kendati program itu disambut positif, Khofifah menyadari pembiasaan hidup dengan pola baru (tinggal menetap) masih perlu pendampingan, paling tidak sekitar tiga tahun ke depan. "Masih akan ada proses pendampingan selama tiga tahun. Support dari pemerintah provinsi dan kabupaten sangat dibutuhkan, terutama dari masyarakat setempat karena ada proses reintegrasi sosial dan ekonomi," kata dia. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya