Tolong... Tolong... Tolong...!

ADA seorang penggembala domba pergi ke padang rumput. Ia tidur di bawah pepohonan dan terbangun karena bosan tidur melulu. Tolong... tolong... ada raksasa yang ingin memakan domba! Raksasa... raksasa... di mana? Mari kita bantu. Kalian tertipu. Tolong... tolong... ada raksasa yang ingin memakan domba! Kami sudah tidak percaya lagi. Maaf teman-teman, saya tidak akan berbohong lagi.

Itulah penggalan lirik dari lagu yang akan dimain­kan sekelompok anak dalam memperingati Hari Antikorupsi di Taman Teater Ismail Marzuki, Jakarta, pada 22-23 Desember mendatang.

Puluhan pelajar belia yang tergabung dalam Jendela Ide akan menunjukkan kebolehan dalam bermain teater musikal bertemakan antikorupsi. Kisah dalam teater musikal berjudul Raksasa, Bisikan Akar Putih dari Pohon tak Bertepi itu mengandung banyak nilai integritas sebagai benteng untuk memperkukuh perilaku antikorupsi.

Nilai integritas yang terdiri atas kejujuran, kemandirian, tanggung jawab, kerja keras, kepedulian pada sesama, kedisiplinan, kesederhanaan, keadilan, keberanian, dan kesabaran akan tersaji dalam pertunjukan berdurasi sekitar 100 menit.

Salah satu kisahnya tentang penggembala domba yang tidak jujur dalam menjalankan tugas. Kebohongan timbul akibat kejenuhan si penggembala setelah bertahun-tahun menjalani profesi tersebut. Namun, saat sikap negatifnya itu ketahuan banyak orang, dia harus membayar mahal karena hilangnya kepercayaan dari sesama.

Ketika ditemui di sela latihan di Sabuga, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Kamis (15/12), produser teater musikal itu, Andar Manik, mengatakan bahwa pesan kejujuran tersebut ingin disampaikan kepada setiap anak yang hadir dalam pertunjukannya nanti, baik sebagai pemain maupun penonton. “Besarnya arti kejujuran harus disadari anak-anak sebagai generasi penerus bangsa,” ujarnya. (Bayu Anggoro/P-3)