Ananda Sukarlan Prihatin Ketidakharmonisan

PUTRI ROSMALIA OCTAVIYANI
16/12/2016 04:40
Ananda Sukarlan Prihatin Ketidakharmonisan
(MI/ATET DWI PRAMADIA)

PERSELISIHAN di tengah masyarakat yang semakin sering terjadi, kata pianis Ananda Sukarlan, 48, sangat memprihatinkan. Hal tersebut menambah berbagai persoalan yang telah ada terkait dengan isu sosial dan politik di Tanah Air. Hal tersebut sejatinya merupakan hal yang tidak seharusnya menjadi pemicu pertengkaran. "Saya merasa ini sebagai hal yang seharusnya tidak terjadi. Perbedaan bukan hal yang harus menimbulkan perpecahan. Seperti di musik, semua bisa menjadi harmoni," ungkap pria yang telah lama menetap di Spanyol itu saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.

Ananda mengatakan, meski tidak melulu berada di Indonesia, dia secara intens mengikuti perkembangan berita yang ada di Tanah Air. "Kalau menurut saya, mereka yang menyebar kebencian dan melakukan berbagai kejahatan itu ialah mereka yang tidak memiliki cukup sensitivitas dan pendidikan yang baik. Ketika kita cukup mendapat keduanya, kita tidak akan hidup dengan kebencian," ungkap Ananda.

Sebagai bentuk perhatian dan kontribusi terhadap bangsa yang saat ini tengah menghadapi banyak tantangan, Ananda yang terkenal dengan karya seri Rapsodia Nusantara akan menyumbangkan sebuah karya untuk dilelang dan ditampilkan di Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, malam ini. Melalui karya yang diberi judul December 2016 tersebut, ia berharap dapat memberikan dua manfaat sekaligus.

Bantuan dana bagi masyarakat yang banyak tertindas sekaligus menyampaikan pesan perdamaian di tengah situasi panas di Indonesia saat ini. "Dalam karya December 2016, saya menyajikan unsur musik Natal sekaligus azan. Saya ingin menyampaikan pesan sesungguhnya perbedaan itu dapat membawa harmoni saat dimainkan bersamaan di musik. Harmoni itu juga yang seharusnya muncul di kehidupan," ungkap Ananda.

Ia menceritakan karya tersebut baru diciptakannya beberapa hari yang lalu. Kasus yang melibatkan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, menjadi inspirasi utama dalam karya tersebut. Sementara itu, tidak hanya di lembaga bantuan hukum, keikutsertaannya dalam konser amal dan penggalangan dana juga telah beberapa kali dilakukan Ananda, di antaranya untuk Komnas Perempuan dan yayasan-yayasan penggalang dana untuk anak.

Ia juga telah membentuk yayasan yang mengajarkan musik untuk anak bernama Yayasan Musik Sastra Indonesia. Secara gratis ia memberikan pelatihan musik klasik kepada anak-anak sejak 2009. "Ada sekitar 7 miliar manusia yang hidup di bumi ini. Semuanya berhak hidup dengan damai. Tidak semestinya perbedaan dan kebutaan akibat kebodohan dan kebencian mengacaukan itu semua," ungkap Ananda. Menggemari Karya-karya Sastra Indonesia

Meski dikenal sebagai musikus, Ananda mengaku sejak remaja selalu menyukai puisi. Kecintaannya pada puisi-puisi itu membuatnya sangat sering menjadikan puisi sebagai inspirasi karya musiknya. "Saya selalu suka puisi sampai saya kadang-kadang berpikir saya ini penulis yang frustrasi karena selalu ingin bisa bikin puisi tetapi gagal terus," ungkapnya. Beberapa sastrawan kerap menjadi inspirasinya dalam menciptakan musik, mulai Sapardi Djoko Damono hingga Eka Budianta.

Yang terbaru, ia tampil menyajikan pertunjukan karya yang terinspirasi oleh puisi karya sastrawan perempuan Okky Madasari yang disajikannya lewat pertunjukan bertajuk Classic Meets Jazz: Christmas with Ananda & Glen Dauna, awal Desember lalu. "Akhirnya saya paham bisa berpuisi, tetapi tidak lewat kata-kata, tetapi lewat musik," tutup Ananda. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya