Merayakan Globalisme di Djakarta Warehouse Project

Aries Wijaksena
10/12/2016 15:56
Merayakan Globalisme di Djakarta Warehouse Project
(dok ismaya live)

PESAN pertama yang disampaikan pagelaran electronic dance music (EDM) Djakarta Warehouse Project (DWP) adalah Indonesia merupakan bagian dari masyarakat dunia yang cinta akan perdamaian.

Belasan bendera negara asing terlihat diusung oleh pecinta EDM pada hari pertama pagelaran yang diselenggarakan di Jakarta International Expo (JI Expo), Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (8/12) malam hingga Sabtu (9/12) dini hari. Bendera beragam warna dari Malaysia, Singapura, Vietnam, Hong Kong, hingga Korea Selatan menyemarakkan kostum para pengunjung DWP malam itu.

Apa pun bangsa, agama, ras, dan ideologi mereka, seluruh penonton kompak berlompat dan berdansa mengikuti hentakan bas serta liukan melodi elektronik.

“Kami datang ke Jakarta dengan cinta dan damai. Kami ke sini untuk berpesta dengan manusia-manusia dari belahan bumi lainnya,” kata Inoe Nobuyuki, penonton dari Jepang yang datang ke Jakarta bersama lima temannya. Identitas kebangsaannya terlihat dari dua bendera kecil Jepang yang ditusukan di rambutnya.

Sama halnya dengan Larry yang kerap mengibar-ibarkan bendera Amerika Serikat sambil berjingkrak. Ekspatriat yang bekerja di sebuah perusahaan asing di Jakarta ini merasa senang di Jakarta ada even musik yang dapat mengumpulkan puluhan ribu manusia yang berbeda latar belakang. “Semuanya kompak bersatu di bawah hentakan musik. Ini sangat luar biasa. Walaupun berbeda negara kami bersatu di sini,” katanya.

Asisten brand manajer Ismaya Live, penyelenggara even ini, Sarah Deshita, pada Rabu (7/12) mengatakan, ajang ini bisa diprediksi membawa devisa Rp200 miliar dari wisatawan mancanegara. Devisa tersebut berasal dari 20.000 wisatawan asing yang masing-masing bakal menghabiskan uang Rp10 juta rupiah selama tiga hari tinggal di Jakarta. "Kami telah menyiapkan bus-bus dan hotel untuk mereka dalam satu paket tontonan. Mereka akan kami dampingi sejak dari bandara, ke hotel sampai ke lokasi pertunjukkan," kata Sarah.

Devisa senilai Rp 200 miliar tersebut, tambahnya, belum termasuk devisa lain yang masuk saat mereka membelanjakan uangnya di pusat pusat perdagangan, kuliner, dan tempat hiburan lain. "Jadi semua diuntungkan. Dari pengusaha kecil sampai pengusaha besar," ujarnya.

DWP diakui sebagai even pecinta EDM terbesar di Asia Tenggara. Pada pagelaran tahun ini, deretan DJ kelas dunia seperti Martin Garrix, Alan Walker, Zedd, DJ Snake, Yellow Claw, dan Hardwell tampil di acara ini. Para DJ dunia itu bermain di bawah patung burung garuda yang menjadi simbol keindonesiaan. Total ada 33 DJ internasional dan 24 DJ lokal yang main di sana.

Selain lokasi patung garuda yang dinamai panggung Garudha Land ada panggung Neon Jungle dan Cosmic Station. “Setiap panggung kami buat dengan katakteristik yang berbeda-beda,” kata Sarah.

Lalu ada pesan kedua yang disampaikan oleh DWP, yaitu Jakarta adalah kota yang aman dan selalu menerima perbedaan dengan ramah. Tidak terlihat panasnya situasi politik negeri ini menjelang pemilihan gubernur DKI. Berbagai isu terorisme pun tidak membuat Jakarta harus menjadi kota yang menyeramkan.

Tema Life in Color Kingdom mungkin merupkan pesan kuat bahwa dalam hidup ini bukan hanya hitam dan putih, tapi banyak warna mencerahkan kehidupan. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya