Claudia Kam Mencintai Indonesia Sepenuh Hati

PEBALET, guru tari, penyanyi, sekaligus pebisnis, Claudia Warni Kam, 35, telah mempunyai firasat demonstrasi yang berlangsung besar-besaran kemarin bakal berlangsung damai. "Dari sehari sebelumnya saya merasa semua akan baik-baik saja, dan peristiwa kemarin itu justru akan membuat negara ini tambah maju. Ada perubahan ke arah lebih baik karena demonstrasi besar yang resmi berjalan dengan tertib," katanya saat membuka perbincangan dengan Media Indonesia, kemarin.

Dia juga menyayangkan demonstrasi pada sekitar pukul 20.00 WIB menjadi tidak terkendali.

Padahal, sehari sebelumnya, dia juga mengunggah sebuah pernyataan terkait dengan demonstrasi melalui Instagram-nya yang diikuti puluhan ribu akun lain. 'Saya warga negara Indonesia. Biarpun saya keturunan Tionghoa, saya hanya mencintai bangsa Indonesia. Saya akan tetap tinggal dan mencintai Indonesia sepenuh hati saya', demikian petikan yang ditulisnya.

Perempuan kelahiran Jambi itu kemudian menambahkan dirinya benar-benar berharap setiap manusia bisa bersatu tanpa melihat perbedaan dari sisi mana pun. "Memang ada ketakutan juga setelah mengunggah pernyataan itu, takut dicari orang. Hampir saja saya hapus, tapi saya rasa saya tidak melakukan dosa," ungkapnya.

Kecintaannya pada Indonesia tidak lagi diragukan. Dia mendirikan dance company bernama Indonesian Dance Theatre (IDT) bersama dengan sahabatnya, Sisilia Oei, 37.

Meski dirinya pebalet lulusan Beijing Dance Academy dan Christine Walsh Dance Centre Australia, tidak serta-merta para murid yang datang ke IDT hanya diajarkan balet. Penggemar pempek itu merinci saat ini juga sedang menumbuhkan tari tradisi, seperti Lenggang dari Jakarta, Pakarena dari Sulawesi, dan Jaipong. "Untuk anak-anak juga ada tarian Ondel-Ondel lo," katanya.

IDT semakin banyak digemari. Hal itu terlihat dari jumlah murid yang meningkat pesat. "Kami di IDT sedang mempersiapkan resital untuk pergelaran tahunan pada 22 Januari 2017," kata dia.

Album perdana
Claudia saat ini tengah mempersiapkan peluncuran album perdananya, Beloved, yang akan dirilis sebulan mendatang. Album itu berisi enam lagu berbahasa Indonesia dan lima lagu berbahasa Mandarin.

Melalui Beloved itu pula, dia ingin menyampaikan pesan kepada semua orang agar jangan takut mempunyai mimpi. "Meskipun dalam perjalanan hidup orang akan mengalami pasang surut, jangan takut mempunyai harapan dan mimpi karena ada yang mengasihi kita dan hidup kita hanya sebentar," kata perempuan yang menguasai beragam bahasa itu.

Menjadi penyanyi diakuinya tidak terjadi secara tiba-tiba. Bungsu dari tujuh bersaudara itu mengaku suka menyanyi sejak kecil karena keluarganya juga suka menyanyi. "Saya menilai menyanyi dan menari itu satu jalur. Biasanya orang yang terbiasa menari, musikalitasnya akan bagus, dan menyanyi juga ada sangkut pautnya dengan alat musik. Menari juga demikian. Kita juga pakai alat-alat itu," jelas dia.

Dia juga berbagi cerita salah satu single-nya I Simply Cannot Live without You juga telah menembus Youku, laman berbagi video seperti halnya Youtube, khusus Tiongkok. (H-5)