Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HEARTWIRE, proyek solo Fachri Bayu Wicaksono (mantan gitaris band death metal Jakarta, Orestes), kembali merilis single terbaru berjudul The Street Isn’t Ours pada 26 Juli 2024 melalui berbagai layanan streaming musik, seperti Apple Music dan Spotify.
Dalam rilisan ini, Heartwire bekerja sama dengan Gemuruh Adhityatama (Gege), yang merupakan mantan drummer Orestes dan Divide untuk mengisi bagian drum.
Lagu ini merupakan single kedua Heartwire yang dirilis pada Juli 2024, setelah sebelumnya merilis Sementara Tenang pada 12 Juli silam.
Baca juga : Heartwire Rilis Single Baru Bernuansa Post-Metal/Post-Punk
Terkait perilisan yang jaraknya tidak terlalu jauh tersebut, Heartwire mengungkapkan, “Sebenarnya sudah ada 14 lagu yang siap untuk dirilis dan bisa saja dijadikan sebuah album penuh. Namun, saya ingin rilis satu per satu agar pendengar bisa lebih memahami cerita dari masing-masing lagu ini.”
Penggarapan The Street Isn’t Ours bisa dibilang cukup unik dengan mengusung konsep rekaman one-take.
“Lagu ini direkam secara one-take. Gege itu drummer yang hebat, mendengarkan sample lagu ini hanya sekali, dan langsung direkam tanpa putus. Saya pun tidak perlu mengubah atau meramunya lagi karena isian drumnya sudah sempurna,” ungkap Heartwire
Baca juga : Jordan Astra Berkisah tentang Malam Musim Panas di Single After Midnight
Lirik lagu The Street Isn’t Ours diciptakan Mathias Pradityanto, yang merupakan teman lama Heartwire.
Adapun makna yang diceritakan lewat lagu ini adalah perilaku apatis atau ketidakmampuan yang terkadang perlu ditunjukkan, karena pada dasarnya tidak semua hal bisa dimenangkan oleh manusia.
“Makna lagu ini secara garis besar adalah pengakuan bahwa dalam hidup terkadang kita harus mengalah, melihat bahwa diri sendiri tidak punya kekuatan besar. Sebenarnya dalam diri tidak ingin menyerah, namun pada situasi tertentu, kita tidak harus mencari solusi atas masalah yang terjadi,” jelas Heatwire.
Baca juga : Jaz Hayat Daur Ulang Fly Me To The Moon
Ia menambahkan, “Apatis itu bukan suatu hal yang selamanya buruk. Sebagai manusia, kita harus memahami konteks orang yang terlihat apatis. Pada saat kekalahan itu datang, kita hanya perlu mensyukuri hal-hal yang ada di sekitar. Bagi saya, keluarga dan hewan peliharaan bisa menjadi tempat ternyaman dalam melewati turbulensi hidup.”
Selain Gege dan Mathias, Heartwire juga mengajak Stephania Shakila Cornelia atau yang akrab disapa Tepy sebagai pencipta artwork.
“Saya sudah lama kerja bareng Tepy. Kebanyakan karya yang saya buat, saya serahkan penggarapan visualnya pada Tepy yang menurut saya style-nya sangat merepresentasikan Heartwire,” pungkasnya. (Z-1)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Lagu 17 Juni merupakan salah satu karya Pascal Meliala, sebuah lagu yang ditulisnya pada 2014 dan kemudian diperbaharui oleh Brigita Meliala (Idgitaf) pada 2019.
Jika sebelumnya lagu ini memiliki irama yang sedikit medium beat, Lalahuta menghadirkan nuansa yang berbeda untuk lagunya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved