Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MUSISI di skena musik pop-punk, LØLØ, akhirnya meluncurkan album perdananya, Falling for Robots & Wishing I Was One. Sebuah album perdana yang saking jujurnya terkadang hingga bikin sakit rasanya karena faktor relatablenya.
LØLØ menegaskan keberadaan dirinya sebagai salah satu artis andalan dalam genre pop-punk era ini yang patut diperhatikan dengan album perdananya yang berisi 15-track.
Penuh dengan aransemen isian gitar yang kuat, permainan lirik yang pintar, dan memikat, Falling for Robots & Wishing I Was One menyampaikan makna bahwa untuk dicintai adalah untuk diubah, walau terkadang bukan untuk yang terbaik.
Baca juga : Fabio Asher Rilis Album Everlast
Single utama Wish I Was a Robot adalah jantung dari album perdana LØLØ ini.
Baca juga : LØLØ Rilis Single U & The Tin Man
Menyinggung judul album, LØLØ membayangkan betapa mudahnya hidup jika ia menjadi robot. Alunan instrumen pada lagu ini dibuat terdengar kasar dan bernuansa metal, di bawah suara LØLØ yang dimodulasi untuk menyerupai suara robot seperti apa yang ia inginkan.
Lagu-lagu dari album ini seperti Intro melankolisnya, menetapkan nada untuk album perdana LØLØ dengan lirik lagu yang menyayat hati, "I'm exhausted / feel like my heart's getting rotten / I'd love to replace it with cotton / so I wouldn't have to feel so hard."
LØLØ yang penuh kesedihan lalu lugas menyusun panggung untuk penampilan perdananya yang memposisikan dirinya dalam posisi yang rentan, polos, dan lemah.
Baca juga : Elijah Woods Proses Duka Kehilangan Teman Lewat EP Silver Lining
Namun nuansa ini diimbangi oleh lagu I Would Fix U If I Could, yang musikalitasnya bernuansa gelap dan pekat dengan rasa putus asa, kecewa, rindu, dan terbalut frustasi.
Keberanian artistik LØLØ sepenuhnya terlihat dalam lagu I Would Fix U If I Could, ketika ia secara lantang menampilkan proses berkabung atas berakhirnya hubungan yang berharga baginya.
Secara instrumental, LØLØ mengkaryakan aransemen yang berputar di bawah vokal yang kuat sebelum akhirnya meledak-ledak untuk mewakilkan rasa sakit yang luar biasa kuat.
Baca juga : Komponis dan Pianis Trisutji Kamal Tutup Usia
LØLØ dengan bangga mengakui bahwa dirinya masih menyimpan rasa untuk mantannya akan tetapi ia juga kuat dalam pendiriannya untuk menerapkan batasan kuat untuk kebaikan dirinya sendiri.
Single Suck It Up adalah lagu pop-punk klasik yang mengawinkan semua aspek terbaik dari genre ini. Petikan gitar yang dibuat terdengar polos dan tak terpoles, diikuti oleh iringan perkusi heboh, dan vokal ala pop-punk yang membuat pendengar ikut merasakan kesedihan LØLØ.
Ciri khas menulis lagu LØLØ yang secara mahir manyampaikan one-liner seperti Catch The Lemons, Spike The Lemonade, dalam suara alto serak khasnya. (Z-1)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Selain dicemooh di media sosial, Woman's World, beserta video musiknya, dikecma kritik yang menyebut pesan feminis dalam lagu itu gagal tersampaikan.
RAN akan merilis album anak berjudul RAN For Your Kids pada 23 Juli 2024. Album berisi delapan track ini terdiri dari empat lagu dan empat track voice over dari Kak Seto (Psikolog Anak).
Emimem bergabung dengan Taylor Swift, David Bowie, dan U2 sebagai artis yang menempatkan 11 album mereka di puncak tangga lagu AS.
Semua Itu Tulus adalah lagu yang diciptakan Mike Mohede, yang terinspirasi dari kehidupan pribadinya.
Album perdana Blxst itu berisi 20 lagu dengan total durasi hampir 1 jam yang merajut sebuah cerita kohesif dalam empat bab.
Album Hanya Figuran meliputi 10 lagu, yang terdiri dari lima lagu baru dan lima single yang dirilis Meiska Adinda sejak 2022.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved