Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENYANYI pop Taylor Swift memasuki era yang benar-benar baru dengan mengeluarkan album The Tortured Poems Department. Gaya yang digunakannya untuk album ini menjadi pembahasan yang menarik. Terdapat beberapa teori tentang gaun ini yang melayang di jagat maya.
Sekadar informasi, sebelumnya penyanyi berusia 34 tahun ini melangkah ke karpet merah Grammy 2024 dengan tampilan Schiaparelli hitam-putih yang mengisyaratkan keseluruhan suasana album dan mengaku terinspirasi dari aktris Amerika di era film bisu, Clara Bow.
Kemudian, pada tanggal 19 April, di hari yang sama ketika Taylor meluncurkan album, akun Instagram @taylorswiftstyle, yang dikontrol oleh Sarah Chapelle, menjadi yang pertama menunjukkan bahwa Swift mengenakan gaun sutra Lally romantis Khaite berwarna putih di visual Spotify untuk beberapa lagu.
Baca juga : Taylor Swift Buat Kejutan dengan Rilis Album Ganda Barunya
Gaun itu berbentuk korset ruched dan rok asimetris melebar yang terbuat dari bahan katun poplin lipit. Saat ini, desain seharga US$3.200 itu, telah terjual habis dalam berbagai ukuran dan hanya tersisa warna hitam.
Deskripsi produk di situs Saks Fifth Avenue menunjukkan gaun itu adalah bagian dari koleksi yang mencerminkan semangat perempuan New York yang mandiri dan kuat, yang merupakan nilai utama dari pendiri Khaite, Catherine Holstein.
Dengan mempertimbangkan deskripsi tersebut, masuk akal jika Swift memilih mengenakan gaun tersebut untuk mewakili lagu-lagu seperti “But Daddy I Love Him,” “Robin,” “The Prophecy,” dan “Clara Bow” yang berbicara tentang pemberdayaan.
Namun, tak hanya gaun tersebut yang menjadi sorotan netizen. Gaya yang dikenakan Taylor di video musik ‘Fortnight’ juga menimbulkan teori di jagat maya. Di video musik dengan Post Malone tersebut Taylor mengenakan gaya Era Victoria, Inggris tahun 1920-an, yang tampaknya memiliki arti penting sehubungan dengan perpisahannya dengan Aktor Inggris Joe Alwyn.
Seorang penggemar di X, yang sebelumnya bernama Twitter, membandingkan tampilan tersebut dengan ‘gaun berkabung Victoria’. Menurut Metropolitan Museum of Art, pemakaian gaun ini lazim pada masa pemerintahan Ratu Victoria dari tahun 1819 hingga 1901 dan menjadi preseden bagi kebiasaan mengenakan pakaian berwarna hitam untuk berduka atas orang yang dicintai. (People/Z-3)
Pengaruh musikal dari Stevie Ray Vaughan dan John Mayer juga mempunyai efek pada gaya penulisan lagunya.
Solois dan anggota grup SHINee, Key, mengumumkan akan segera merilis album terbaru dalam bahasa Korea selama konser solo perdananya, "2024 Keyland On: And On," di Jakarta.
Taylor Swift luncurkan single I Can Do It with a Broken Heart dari album The Tortured Poets Department.
Di kampusnya di New York, Azel juga mengasah kemampuannya sebagai produser dan penulis lagu.
Patras terinspirasi dari band-band seperti The Killers, The Smiths, The Cure, dan juga Slowdive.
Berisi delapan lagu, album yang diproduseri Petra Sihombing dan Rendy Pandugo itu berjudul Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan.
Tren busana termasuk motif kerap berubah sesuai zamannya. Akan tetapi, beberapa motif busana ternyata membuat tampilan kita tampak lebih tua
Zendaya terus menunjukkan kepiawaiannya dalam mode selama tur press film "Challengers".
Selain apa yang disampaikan para capres, gaya busana mereka juga mencuri perhatian penonton debat capres ketiga pada Minggu, 7 Januari 2024.
Girl group populer Ive tampil sebagai pusat perhatian dengan pesona unik mereka.
Dalam memilih outfit untuk ke kantor, sebenarnya tidak perlu terlalu bingung jika bisa menyesuaikan dengan style yang diinginkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved