Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SETELAH penantian selama enam tahun, Walt Disney Studios kembali menghadirkan kisah petualangan terbaru dari Alice melalui sekuel Alice Through the Looking Glass. Kali ini, takhta sutradara diemban oleh James Bobin (The Muppets, Muppets Most Wanted), sementara sutradara terdahulu, Tim Burton, kembali menjadi produser dalam film yang menceritakan Alice beranjak dewasa untuk kembali ke Underland, mengarungi lautan waktu untuk menyelamatkan Mad Hatter dan keluarganya.
Film ini mengambil rentang waktu 3 tahun sejak petualangan tak terlupakan Alice in Wonderland. Alice Kingsleigh dikenal sebagai seorang pemimpi dan tidak mengikuti arus, ia telah menjadi dewasa dan menjalani mimpinya menjadi kapten kapalnya sendiri dan berlayar di lautan lepas.
Kerinduan hatinya kepada sosok sang ayah memaksa Alice untuk tetap menjaga kapal peninggalan ayahnya. Namun, sangat disayangkan sang ibu yang gundah dengan profesi Alice sebagai Kapten Kapal justru menjual kapal tersebut.
Kemudian, Absolem (Alan Rickman) yang kini merupakan blue Monarch butterfly mengajak Alice kembali ke Underland lewat cermin untuk menyelamatkan sahabat sejatinya, Hatter Trant Hightopp, atau yang lebih dikenal sebagai Mad Hatter (Johhny Depp). Tokoh yang dikenal sebagai tokoh yang sangat menarik dan ikonik dalam film ini. Mad Hatter, kehilangan keluarga dan Munchness atau semangat keberaniannya.
Demi menyelamatkan sahabatnya, Alice harus berhadapan dengan Time alias Sang Waktu (Sacha Baron Cohen), campuran manusia dengan robot yang sebagian tubuhnya terdiri atas mesin jam. Time yang digambarkan oleh White Queen sebagai seseorang yang tidak semestinya dijadikan musuh.
Mampukah Alice melintasi waktu menuju masa lalu, menempuh perjalanan bersama sahabat-sahabatnya dan berhadapan dengan para musuh, serta membuat sebuah pertarungan untuk mengarungi Lautan Waktu yang berbahaya dengan tujuan memperjuangkan keyakinannya serta menyelamatkan sahabat sejatinya?
Johnny Depp menyadari perbedaan dari karakternya, “Saat pertama kali kita melihat Hatter, dia berada pada titik terendahnya,” katanya dalam rilis yang diterima Media Indonesia, baru-baru ini.
"Dia hampir sekarat di atas kesedihannya, hampir menghilang di hadapan mata Anda karena telah hancur. Dia berusaha untuk memecahkan misteri keberadaan keluarganya, dan apakah mereka masih hidup atau tidak. Hal ini menjadi menarik karena Anda bisa mengerti, dengan cara yang tidak biasa, alasan dibalik kegilaannya. Kita mengerti lebih jauh tentang hubungannya dengan ayahnya, dan tekanan yang ia rasakan untuk menjadi lebih mirip dengannya. Jadi versi ini seperti versi yang lebih dalam dari Hatter," lanjutnya.
Selain kembalinya para pemeran unggulan Tim Burton dari film pertama seperti Matt Lucas, Helena Bonham Carter, Anne Hathaway, Lindsay Duncan, dan Leo Bill, serta pengisi suara Alan Rickman (Absolem) dan Stephen Fry (Cheshire Cat, kucing yang bisa menghilang), sang desainer kostum Colleen Atwood yang memenangi penghargaan Oscar and BAFTA atas karyanya di Alice in Wonderland, juga kembali mendesain kostum-kostum untuk Alice Through The Looking Glass.
James Bobin mencerminkan kebahagiannya dengan mengatakan, "Tidak ada yang lebih baik dari Colleen, rasa akan sejarah dan fantasi yang ia miliki sangatlah sempurna. Referensi dan perpustakaan yang ia miliki sangat fantastis dan spektakuler. Ia betul-betul jenius."
Kemudian Head of Studio Marketing, The Walt Disney Company Indonesia, Fitra Rifai mengatakan Alice Through The Looking Glass akan menawarkan sebuah kisah baru yang menarik dengan karakter yang tak terlupakan dan sekali lagi membawa para penonton menuju imajinasi yang unik dan penuh warna.
Di tengah pencapaian film ini, tetap ada kritik yang datang daru sejumlah kritikus film. Semisal di situs pengulas film Rotten Tomatoes yang bersepakat menilai film ini berhasil dari segi visual film terdahulunya. Namun hal itu tidak cukup untuk menutupi kegagalan kisah dan menghidupkan karakter-karatker klasik yang ikonik. Para penonton pun hanya berkontribusi 54% yang menyatakan menyukai film ini.
Sementara dari situs yang menyediakan data induk film, acara televisi, dan program hiburan di IMDb memberikan tak lebih dari rating rata-rata 6,4 dalam skala 1-10 untuk film berdurasi 108 menit ini. Skala ini pun tidak jauh berbeda dari pencapaian film sebelumnya, yang mendapat rating lebih baik 6,5. Film ini sudah bisa disaksikan sejak tanggal 12 Agustus di seluruh bioskop Tanah Air. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved