Mikke Susanto Terinspirasi Soekarno

Putri Rosmalia Octaviyani
02/8/2016 09:14
Mikke Susanto Terinspirasi Soekarno
(MI/Adam Dwi)

SEBAGAI kurator seni rupa, dunia seni lukis jelas menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Mikke Susanto. Rupanya, sejak duduk di sekolah menengah pertama (SMP), dia memang sudah hobi melukis. Ketertarikan pada dunia lukis itu semakin memuncak manakala ia banyak membaca buku tentang Presiden Soekar­no yang terkenal sebagai kolektor lukisan karya maestro-maestro lukis Tanah Air dan dunia.

“Jadi ceritanya, dari dulu saya memang suka melukis, tapi kemudian saya lebih banyak fokus pada buku-buku tentang Soekarno dan koleksi lukisannya. Saya membacanya sejak SMP di Jember,” ungkap laki-laki kelahiran Jember, Jawa Timur, 22 Oktober 1973 itu saat ditemui seusai mengisi sesi press tour di acara pameran Goresan Juang Kemerdekaan 17:71, di Galeri Nasional, Jakarta, kemarin.

Pria yang lama berprofesi sebagai kurator di sebuah galeri di Yogyakarta ini mengatakan Soekarno memiliki peran dan pengaruh besar dalam perjalanan kariernya. Di masa kuliah, ia makin gemar mempelajari berbagai referensi terkait dengan Soekarno dan lukisan koleksinya.

Seperti gayung bersambut, lanjut Mikke, perjalanan karier membawanya pada posisi sebagai konsultan kurator Istana Kepresidenan hingga saat ini. “Sedari awal, saya tidak kaget lagi dengan karya-karya di Istana Kepresidenan karena memang sudah saya pelajari sejak lama,” imbuh ayah dua anak ini.

Namun, ia mengakui kegemarannya mempelajari karya lukisan tersebut menurunkan produktivitasnya dalam melukis. Menurutnya, saat ini ia lebih banyak berkarya sebagai penulis tentang karya lukisan, selain tugas pokoknya sebagai dosen di In­sti­tut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan kurator. “Saya berhenti melukis karena jatuh cinta pada menulis,” seloroh Mikke seraya tertawa.

Meski mengaku tidak seproduktif dahulu dalam melukis, ia mengatakan sempat memamerkan karya lukisnya dalam beberapa kali pa­meran di Yogyakarta.

Merangkum sejarah
Sementara itu, terkait dengan profesi kurator, Mikke menilai profesi tersebut sangat penting untuk terus dikembangkan sebab kurator memiliki peran penting dalam upaya pelestarian dan pengembangan karya seni.

“Saya berharap profesi kurator bisa ada payung yang mewadahinya karena selama ini belum juga diakui secara formal,” katanya.

Pria yang pernah tercatat dalam daftar 408 kurator dunia versi majalah daring Universes in Universe ini mengaku sangat berharap akan keseriusan semua pihak dalam menjaga setiap karya lukisan yang menjadi warisan sejarah bernilai tinggi, terutama karya-karya para maestro kebanggaan Tanah Air. Karya-karya itu turut merangkum sejarah Indonesia, seperti yang dapat dilihat dalam karya-karya lukisan koleksi Istana Kepresidenan.

“(Karya-karya) itu kalau sampai keluar dari Indonesia bisa sangat riskan. Harus dibuat legalitas formalnya agar tidak hilang begitu saja,” pungkasnya. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya