Rio Dewanto Empat Hari Pelatihan Militer

Golda Eksa
30/7/2016 01:00
Rio Dewanto Empat Hari Pelatihan Militer
(MI/ADAM DWI)

AKTOR Rio Dewanto, 28, mengaku senang dapat terlibat dalam film Garuda 23 (I Leave My Heart in Lebanon). Menurutnya, film patriotisme yang terinspirasi oleh kisah nyata perjuangan prajurit TNI untuk menjalankan misi perdamaian itu berhasil mengukir prestasi di dunia. Rio yang berperan sebagai Kapten Satria berharap film tersebut dapat menumbuhkan semangat nasionalisme dan kecintaan terhadap militer Indonesia. "Film ini banyak nilai plusnya," ucap Rio kepada Media Indonesia seusai syuting perdana di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jumat (29/7).

Dalam prosesnya, lanjut dia, sejumlah aktor, termasuk dirinya, Yama Carlos (Lettu Arga), dan komika Boris Bokir (Serka Gulamo), wajib menjalani pelatihan militer selama empat hari di Batalyon Infanteri Para Raider 328/Dirgahayu, Cilodong, Kota Depok. Metoda pelatihan pun tidak dibedakan antara warga sipil dan militer. Tujuannya agar aktor dapat lebih menghayati peran, semisal menjalankan kewajiban dan tugas sebagai prajurit TNI. "Awal masuk camp pelatihan kami pikir akan diberi perlakuan khusus dan ternyata tidak. Kami akhirnya menyadari bahwa memang itulah yang sebenarnya kami butuhkan," kata Rio. Selama berada dalam karantina, sambung dia, hubungan emosional antara aktor dan prajurit telah melebur. Mereka diajari cara berbaris, menembak, dan latihan fisik yang dimulai sejak pukul 04.00 hingga 22.00 WIB.

Romansa percintaan
Ada kesan mendalam kala pengambilan gambar kamp diberondong peluru sekira pukul 02.00 WIB. Rio yang bertindak sebagai komandan kompi harus mengenakan atribut perang dalam waktu singkat dan menginstruksikan 60 anak buahnya untuk keluar dari barak. "Ini seolah-olah barak telah dikepung musuh. Karena waktu sangat singkat, ada hal lucu, seperti terlihat prajurit yang keluar tanpa membawa senjata, helm, tas, dan sepatu. Kalau saya lupa mengenakan kaus kaki," ucap suami Atiqah Hasiholan itu sembari tertawa. Film yang diproduseri Mabes TNI dan TB Silalahi Center (TBSC) itu bercerita tentang seorang perwira muda terpilih bersama prajurit terbaik yang ditugasi di Libanon.

Selain menjalani tugas rutin di Libanon, Kapten Satria juga harus melerai pertikaian antara tentara Israel dan tentara Libanon, termasuk menggiring pasukannya untuk membebaskan para prajurit Spanyol yang disandera kelompok Hezbollah. Film tersebut tidak hanya menyuguhkan konflik yang menegangkan, tapi ikut menyertakan romansa percintaan. Di sana, Satria bertemu gadis cantik bernama Rania, seorang guru sekolah dasar, yang diperankan aktris Libanon, Jowy Qhoury. Namun, Kapten Satria tetap menjaga kehormatan TNI dan tidak mungkin menikahi gadis Libanon serta menetap di sana, kecuali Satria bersedia keluar dari TNI. Perbedaan budaya itulah yang menjadi jurang pemisah dua insan itu. Sementara itu, di Indonesia, Diah (Revalina S Temat), kekasih Satria, semakin gamang dengan asmaranya. Film itu juga dibintangi Baim Wong, Tri Yudiman, dan Deddy Mizwar. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya