Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Hobi foto mainan hingga kini masih dianggap sebagai kesenangan yang mahal. Sebagian besar orang berpandangan, untuk menggeluti hobi tersebut, setidaknya harus memiliki kamera, lensa, hingga mainan itu sendiri, yang harganya tidak enteng.
Padahal, kenyataannya tidak seperti itu. Pendiri Toygraphy ID (TGI), komunitas foto mainan pertama di Indonesia, Fachurrozi, menyangkal stigma tersebut. Menurutnya, untuk bisa berkecimpung di foto mainan, seseorang hanya cukup bermodalkan telepon seluler yang hampir dipastikan saat ini sudah dilengkapi kamera.
Kemudian, mainan yang dijadikan sebagai objek foto pun tidak perlu yang bernilai mahal.
"Memang sekarang yang jadi kendala itu stigma di masyarakat. Mereka minder karena nggak punya kamera bagus. Padahal, buat bisa foto mainan itu cukup punya handphone saja. Saya sejak dulu selalu menggaungkan kalau tidak punya kamera, handphone saja sudah cukup," ujar Rozi saat ditemui di Chief Barber and Coffee, Jakarta, Sabtu (13/5).
Baca juga: Galeri Patung Superhero Terbesar di Asia Hadir di Jakarta
Sementara, untuk objek foto, di samping bisa menggunakan mainan yang simpel dan murah, saling pinjam bisa menjadi salah satu solusi lain. Sebagai contoh, ketika berkumpul di sebuah event mainan, para pecinta toy photography bisa saling meminjam koleksi dari teman mereka untuk kemudian diabadikan dalam sebuah gambar.
"Bisa gabung pas gathering. Nanti di situ pinjam punya teman yang lain. Asal habis itu dikembalikan, nggak dibawa pulang," ucapnya seraya tertawa.
"Intinya memang sekarang itu orang sudah takut duluan sebelum memulai. Ini yang mau kita hilangkan."
Baca juga: Itasha, Mobil Anime yang Mengubah Citra
TGI pun memiliki sejumlah program untuk memperkenalkan lebih luas kepada masyarakat bahwa hobi foto mainan tidak perlu mahal. Yang terdekat ialah dengan ikut serta dalam sejumlah acara pop culture seperti toys fair atau Indonesia Comic Con. Di situ, mereka membuka booth atau mengadakan kelas mini untuk menarik minat para pengunjung yang datang.
Kemudian, Rozi juga berencana menyambangi universitas-universitas untuk menjemput bola.
"Kita ada rencana buat masuk ke kampus-kampus. Jadi Toygraphy ID goes to school. itu jadi program kerja ke depan. Rencana terdekat kita mulai di (Sekolah Tinggi Desain) Interstudi dan Universitas Pelita Harapan (UPH). Sejauh ini, di Interstudi kita sudah komunikasi dengan pihak kampus," tutur pria yang fokus mengoleksi mainan Pokemon itu.
Di sana, Rozi akan mencoba menyusupkan foto mainan ke dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) fotografi yang memang sudah lebih dulu berdiri sejak lama.
"Di sana kan sudah ada basis komunitas fotografinya, jadi kita tinggal masukin toy fotografinya, sub dari fotografi itu," jelasnya.
Selain itu, untuk program jangka panjang, TGI juga berencana menyelenggarakan pameran foto mainan. Dengan dukungan berbagai brand besar mulai dari action figure, pakaian, sepatu bahkan hingga kendaraan listrik yang sudah dikantongi saat ini, Rozi optimistis rencana tersebut bakal bisa terwujud.
Randy Nurdika, salah satu pegiat hobi foto mainan, mengamini pernyataan yang disampaikan Rozi. Ia mengaku pertama kali memulai aktivitas tersebut, yakni pada 2019, hanya dengan bermodalkan handphone dan mainan tiruan atau yang dikenal dengan sebutan KW.
"Itu modal awalnya cuma handphone dan action figure. Mainan pertama itu Iron Man KW, harganya sekitar Rp200 ribu," tutur Randy.
Ia juga mengaku tidak sungkan membeli mainan bekas untuk dikoleksi dan dijadikan objek foto.
"Karena pas pandemi itu saya kena potongan gaji sampai 50% juga," ia menambahkan.
Objek mainan yang terbatas, menurutnya, bukan alasan untuk tidak bisa menikmati hobi tersebut.
Bahkan, hanya dalam beberapa tahun, ia semakin aktif dan mampu memenangi sejumlah kompetisi foto mainan, termasuk yang diselenggarakan berbagai jenama besar seperti Xiaomi dan Ulanzi. (Z-11)
Bagi pecinta fotografi mobile, memiliki smartphone dengan kualitas kamera setara iPhone 15 adalah impian. Namun, harga yang tinggi seringkali menjadi penghalang.
20 finalis peserta Grand Final Photography Competition yang digelar Aneuk Muda Aceh Unggul HebatĀ
Pemilik dan pencinta anjing, jangan lewatkan hari fotografi anjing nasional. Yuks foto hewan peliharaanmu dan bagikan di media sosial.
"PENDIDIKAN adalah senjata paling mematikan di dunia. Karena, dengan pendidikan, Anda bisa mengubah dunia."
PADA Desember 2007, fotografer Joan Montfort mengambil foto yang luar biasa karena menampilkan Lionel Messi yang berusia 20 tahun dan bayi enam bulan bernama Lamine Yamal.
Tak hanya souvenir dan oleh-oleh khas. Jasa fotografi pun turut diburu wisatawan.
Charity Fun Run bukan hanya kegiatan yang menyehatkan, tetapi juga sebagai wadah untuk membangun rasa kebersamaan dan filantropi.
Untuk menjadi versi terbaik mereka, kaum perempuan perlu memperkuat berbagai aspek seperti fisik, kecerdasan mental, spiritual, sosial, dan keluarga.
LEWAT ajang JakOne Mobile Indonesia Open Class 2024, Bank DKI terus mendorong penerapan transaksi nontunai menggunakan layanan perbankan digital JakOne Mobile.
Pengunjung kapal juga dapat melihat contoh dan sampel objek daur ulang yang diperoleh melalui penggunaan mesin berteknologi rendah oleh Plastic Odyssey.
Dalam era digital yang serba terkoneksi, aplikasi olahraga seperti Strava telah menjadi sangat populer di kalangan penggemar kebugaran.
Dana Abadi merupakan langkah awal yang penting dalam perjalanan panjang untuk memberdayakan komunitas dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sukabumi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved