Tularkan Kebaikan dari Singapura

PUTRI Indonesia Lingkungan 2016 asal Lampung, Felicia Hwang, 24, mengaku dirinya terinspirasi menjadi pribadi yang ramah lingkungan dari Singapura. Dia pernah tinggal selama sembilan tahun di 'Negeri Singa' itu. "Diajarkan kalau apa pun yang kita lakukan mencemari lingkungan akan didenda. Lama-lama kebiasaan ramah lingkungan menjadi sebuah kebiasaan yang mendarah daging," kata dia saat dijumpai di SMA Marsudirini, Bekasi, Kamis (21/7). Dia pun hingga kini selalu membawa kebiasaan baik itu. Felicia yang pernah bekerja di UOB Bank Singapura itu selalu menyimpan sampah di tasnya sebelum menemukan tempat sampah. "Sekarang kalau mau buang sampah saya selalu taruh di tas terlebih dahulu. Bila tong sampah sudah ketemu, sampah baru dibuang. Sekolah bisa menjadi basis sosialisasi lingkungan karena bila diajarkan lebih dini, apa pun akan melekat pada anak," terangnya.

Selain berbagi kisah tentang menjaga lingkungan agar tetap bersih, Felicia menceritakan dirinya pernah mengalami fase malu dan minder. Namun, itu semua dapat dia lawan dengan cara menghadapi segala hal yang membuat dirinya takut. "Kini saya paling mau untuk melakukan hal-hal yang saya takuti. Karena bila berhasil, artinya kita telah berani melawan ketakutan diri dan mengalahkan diri sendiri. Impaknya, kita akan jauh lebih percaya diri menghadapi apa pun." Kecantikan sebenarnya, kata Felicia, dapat diwujudkan dari penampilan luar, dengan menjaga kebersihan dan kesehatan diri, dan bisa juga dengan menguatkan inner beauty. Itu bisa dimulai dengan memperbaiki pembawaan dan pribadi diri.

"Cantik secara make up bisa dipoles, menjaga agar tidak jerawatan, asupan makan, cara berdiri dan duduk agar tidak bongkok. Namun, menjaga inner beauty harus diperjuangkan, mulailah dengan menjaga bicara kita untuk tidak bergosip dan membicarakan keburukan orang, menjaga hubungan baik dengan teman dan berpikir positif. Pilih teman atau grup yang menyalurkan suasana positif ke depannya," tukas Felicia.

Faktor penentu
Dia juga percaya usaha keras dan tekun merupakan faktor penentu kesuksesan jika dibandingkan dengan sekadar mengandalkan talenta. Selain melihat hal itu dari beberapa teman, dia mengalami sendiri hasil jerih payah dan kegigihannya. "Saya selalu percaya kegigihan akan membawa kesuksesan daripada hanya talenta. Saya mengenal beberapa orang yang ketika SMA bertalenta di musik, tapi selepas SMA dan bekerja, bakat itu tidak diasah lebih lanjut. Sementara itu, mereka yang dahulu tidak mahir tapi tekun mempelajarinya kini memiliki band dan meraih ambisinya," ujarnya. Lulusan Bradford University itu pun pernah mengalami hal tersebut dua kali, yaitu saat kontes piano di sekolahnya dan kala berkompetisi di ajang Putri Indonesia. Dia tidak menyangka, dengan latar belakang pendidikan yang sama sekali bukan modeling dan tidak pernah masuk di kancah hiburan, ia dapat memenangi kontes kecantikan dan bakat itu. (H-5)