Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
CHELSEA Elizabeth Islan, aktris yang sedang besar namanya, kembali menunjukkan kepiawaian seni peran di layar lebar dengan memainkan sosok yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Kini dia memerankan sosok atlet dalam film 3 Srikandi. Untuk itu, selama syuting, Chelsea diharuskan membangun mindset seorang atlet dalam dirinya. "Dalam film ini saya sebagai Lilies Handayani, salah satu atlet olahraga panahan, asal Surabaya, Jawa Timur. Karakternya energetik, paling ceriwis, dan bisa dikatakan juga cerdas. Lilies salah satu srikandi yang sering dimarahi oleh pelatih karena tidak mau menurut. Saat mendalami peran sebagai atlet, saya benar-benar mengikuti perjuangan sosok Lilies. Sampai saat ini beliau masih ada dan memiliki sekolah panahan di Surabaya," ujarnya di Jakarta, kemarin, saat ditemui di Jakarta.
Agar maksimal dalam perannya, sering kali Chelsea meminta saran kepada sang atlet mengenai latihan apa saja yang harus dilakukan. Pelatih saat persiapan sebelum syuting juga menekankan agar Chelsea berpikir sebagai atlet, bukan bermain akting. "Ada satu hari kami para pemeran 3 Srikandi benar-benar hanya work out, mulai dari lari keliling Gelora Bung Karno, push up, pokoknya benar-benar seperti militer," kisah aktris kelahiran Washington DC, AS, 2 Juni 1995 itu. "Selama tiga bulan, saya benar-benar panas-panasan agar gelap kulitnya. Menjaga makan, latihan betul seperti atlet kejuaraan dan bareng atlet yang persiapan untuk Asian Games. Pelatih saya, coach Fatar, anak dari 'Robin Hood' atlet panahan Indonesia Donald Pandiangan ingin kami tidak berakting, melainkan benar-benar menjadi atlet. Brain washed dari dia 'Jadilah atlet bukan berakting menjadi atlet'. Itu yang selalu tertanam di ingatan saya," tambahnya lagi. Selama syuting, diakui Chelsea, dia mengalami rasa lelah fisik. Pasalnya, mereka harus berlari di hutan, naik bukit, dan menyusuri pantai, disertai tidur yang hanya sekitar 4 jam. Namun, berkat mindset menjadi atlet, tidak ada rasa ingin komplain. Yang ada kemauan untuk terus berjuang.
Panahan dinilai ekstrem
Meski menyukai olahraga sejak kecil dan saat sekolah mengikuti kegiatan renang, sepak bola, dan badminton, bagi dia, panahan merupakan olahraga ekstrem dan berbeda. "Saya betul-betul harus kuat tangannya karena busur panah sangat berat, serta butuh konsentrasi tinggi untuk memanah. Posisi tarikan tangan juga harus benar agar panah sampai di titik pusat dan tidak menjepret lengan. Para atlet yang sedang latihan melihat kami. Saya juga menjadi terbantu untuk menanyakan posisi yang benar kepada mereka yang telah berlatih tahunan, sementara saya ditargetkan tiga bulan sudah harus bisa," jelasnya.
Berkat latihan serius, diceritakan Chelsea, proses syuting berjalan aman tanpa menggunakan stunt in dan body double. Semua adegan mereka perankan sendiri dengan persiapan maksimal. "Saya juga jadi tahu betapa bahayanya ujung anak panah. Bila terkena pasti langsung sakit karena ada cairan mercury di ujungnya. Dipegang saja tidak boleh apalagi sampai menancap. Karena itu harus dipelajari benar-benar," katanya. Selama syuting, Chelsea merasa semakin besar rasa nasionalismenya. Dia melihat semangat anak muda untuk pantang menyerah sampai ke luar negeri membanggakan Indonesia. "Dari sana aku belajar, dari zaman dahulu Indonesia sudah berprestasi. Di mana atlet yang seusia aku, struggling sampai bisa ke luar negeri dan hingga mereka tua ingin membuat bangga bangsanya dengan membangun sekolah panahan. Karena mereka selalu mau memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Buat saya, mereka juga pahlawan nasional," pungkas Chelsea. (H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved