Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
MENTERI Dalam Negeri Inggris, Theresa May, 59, mengatakan meski menghadapi masa sulit karena isu Brexit, Inggris akan dapat menikmati masa depan yang lebih cerah di luar Uni Eropa.
Seperti dilansir dari The Telegraph, dalam wawancara pertama sejak dirinya dan Andrea Leadsom disebut sebagai dua kandidat yang berlomba-lomba untuk menjadi perdana menteri Inggris berikutnya, dia mengatakan perdana menteri perempuan akan membawa kejujuran dan lebih fokus dalam pekerjaan.
Menurutnya, laki-laki cenderung memperlakukan politik sebagai permainan.
"Politik bisa berjalan dengan beberapa wanita tangguh," ujarnya, Jumat (8/7).
Meski identik sebagai sosok yang tegas, May menekankan dirinya bukan sosok baru Margaret Thatcher, mantan perdana menteri Inggris yang berjuluk 'si Tangan Besi'.
"Orang-orang sering menggambarkan saya paralel dengan sosoknya, tetapi saya hanya melanjutkan pekerjaan, itu filosofi saya," tegasnya.
May merupakan menteri dalam negeri yang terlama dalam satu abad, menduduki puncak jajak pendapat putaran kedua anggota parlemen dengan dukungan 199 dari 330 suara.
"Jika saya perdana menteri, kami akan keluar dari Uni Eropa dan mengendalikan pergerakan yang bebas. Di samping itu, penting untuk menunjukkan bagaimana kita dapat lebih baik. Penting agar masyarakat melihat ada masa depan yang cerah dan bisa kembali menjalin semangat kewirausahaan bangsa Inggris yang dinamis dan kreatif," imbuhnya.
Dia mendesak untuk tidak lagi menggunakan istilah 'Brexiteers' bagi pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan 'remainers' bagi mereka yang mendukung Inggris tetap bergabung di Uni Eropa.
Ia menggemakan saran bangsawan William Jefferson Hague, bahwa seluruh warga Inggris merupakan para 'lulusan'.
"Sangat penting untuk kita bersatu sebagai sebuah partai dan sebagai negara. Saya mengerti Brexit berarti Brexit, tapi saya tidak berpikir kita harus melihat orang-orang sebagai Brexiteers dan remainers. Inggris seharusnya tidak termakan isu Brexit. Kita juga harus mengatasi semua isu lain yang penting bagi masyarakat," paparnya.
Perempuan sulit
Pernyataan May tersebut sepertinya menjadi jawaban atas komentar politikus Ken Clark yang menyebutnya sebagai a bloody difficult woman, perempuan yang sangat 'sulit'.
Belakangan, media-media di Inggris justru berpendapat bahwa julukan itu makin menegaskan bahwa May memiliki berbagai karakteristik yang dibutuhkan sebagai sosok calon pengisi posisi penting di pemerintahan Inggris, yakni kuat, tegas, tidak takut untuk menentang orang lain bila diperlukan, tidak mudah menyesal, dan yang terpenting, menyelesaikan suatu permasalahan tanpa peduli rintangannya.
"Bagi kami kaum perempuan, politik bukanlah permainan, sebab dalam politik keputusan yang dibuat memengaruhi kehidupan masyarakat," pungkas May. (H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved