Serbasendiri dalam Bermusik

NAMA Rizal Abdulhadi mungkin tidak asing di dunia musik. Pemuda kelahiran Majalengka, Jawa Barat, itu bak menghilang pascameluncurkan album mini pada 2013. Pria yang terkenal dengan instrumen bernama rasendriya, yakni instrumen bambu yang mengombinasikan tiga instrumen menjadi satu, gitar, didgeridoo atau awi goong, serta cemplung/perkusi, itu memilih fokus mendalami musik di Ubud, Bali.

Biasanya Rizal merekam lagu di studio rumahan sederhana, tapi kali ini ia mencoba berproses di studio recording yang lebih profesional untuk album berikutnya. “Saya memiliki kesulitan tersendiri hingga memakan waktu yang cukup panjang. Saya juga biasa merekam sendirian, sekarang mengajak banyak kawan untuk berkolaborasi di setiap lagu,” sambungnya.

Akhirnya Rizal meluncurkan single Life & Love yang dapat diunduh secara gratis. Pesta peluncuran single-nya telah berlangsung di Bar Luna (Ubud) & Bali Bohemia (Ubud) Jumat (3/6) dan Sabtu (4/6). Single itu juga merupakan langkah awal sebelum dirinya meluncurkan full album yang akan dirilis labelnya sendiri, Tropical Folk Records. Lagu Life & Love itu direkam secara live di Studio Antida.

Rizal bernyanyi dan memaikan gitar, didgeridoo, drum foot, karinding, jewsharp, djembe, dan taiko, kemudian dibantu pemain selo Algimiro Cesarino (Venezuela), flute oleh Louise Donnely (Australia), backing vocal Emma Leeli (Australia), bas Andro Yopi, drum Komang Priatna, lalu proses mixing dan mastering oleh Racka Bintara. Rizal membangun label dengan konsep world wide connection. Gebrakan pun dilakukan dengan merilis sebanyak lima album di 2015 yang diproduseri olehnya. Album tersebut terdiri dari Cellomano-That Tree (Venezuela), Wandering Minstrel-The Anatomy of a Wings (Australia), Leeli-With the Sea (Australia), dan album perdananya Rizal
and The Rasendriya-Away/Live Concert. (Fik/M-5)