Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BADAN pengumpul pajak Amerika Serikat (AS), Internal Revenue Service (IRS), dan pengurus warisan Prince, Comerica Bank & Trust, mencapai kesepakatan untuk menetapkan nilai warisan mendiang bintang pop itu sebesar US$156,4 juta atau sekitar Rp2,2 triliun.
Nilai tersebut lebih kecil dari yang sebelumnya diperkirakan Comerica, yakni sebesar US$82,3 juta (Rp1,17 triliun). Sementara pada 2020, IRS menilai warisan Prince sebesar US$163,2 juta (Rp2,3 triliun).
Kesepakatan tersebut menandakan perselisihan hukum yang terjadi selama enam tahun terakhir atas warisan Prince telah berakhir. Proses pendistribusian harta kekayaan artis tersebut dapat dimulai bulan depan.
Baca juga: Adele Minta Maaf dan Menangis di Instagram
Pada pertengahan 2020, Comerica sempat menggugat IRS di Pengadilan Pajak AS, dengan alasan bahwa terdapat kesalahan perhitungan terkait nilai harta Prince. Kasus tersebut akhirnya berakhir damai.
"Sudah enam tahun yang panjang," kata L. Londell McMillan, pengacara yang mewakili ketiga saudara Prince, dalam sidang di Pengadilan Distrik Carver County, Jumat (14/1).
Dikutip dari The Guardian, selanjutnya warisan itu akan dibagi rata antara perusahaan musik New York Primary Wave dan tiga saudara kandung yang tertua dari enam ahli waris di keluarga Prince.
Prince meninggal dunia pada 2016 karena overdosis fentanil. Ia tidak meninggalkan surat wasiat.
Sejak itu, para pengacara dan konsultan telah disewa untuk mengelola dan membuat rencana untuk distribusi harta warisan.
Dua dari enam saudara kandung Prince, Alfred Jackson dan John R Nelson, telah meninggal. Dua saudara lainnya berusia 80-an.
Katalog lagu Prince mencakup musik-musik bergaya funk, R&B, new wave, dan mahakarya pop lainnya seperti Purple Rain, When Doves Cry;, dan 1999.
Nantinya ahli waris dapat memperoleh penghasilan dari streaming dan royalti penjualan, serta penempatan lagu Prince dalam sejumlah media seperti film, televisi, hingga iklan. (Ant/OL-1)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Kemeja sutra dengan kerah kerut milik musisi Prince berhasil terjual US$33 ribu dalam lelang yang dilakukan RR Auction.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved