Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
FILM pendek asal Indonesia yang berjudul Prenjak/In The Year of Monkey meraih penghargaan Leica Cine Discovery Prize di ajang bergengsi Festival Film Cannes.
‘Teruntuk semua saudara, sahabat, dan keluarga kami di Indonesia. KAMI MENANG! Prenjak/In The Year of Monkey mendapat penghargaan film pendek terbaik di Semaine de la Critique Festival de Cannes 2016, dengan nama Leica Cine Discovery Prize pilihan juri utama. Terima kasih semua. Penghargaan ini untuk kalian semua. #FilmPrenjak #Cannes2016,’ tulis sutradara film tersebut Wregas Bhanuteja di laman Facebook miliknya, kemarin.
Film Prenjak yang mengambil latar Yogyakarta di era 80-an mengisahkan seorang perempuan yang mencari uang dengan memperlihatkan anggota tubuhnya. Caranya, ia menjual korek api, per batang harganya Rp10 ribu. Sebuah harga yang tentu saja terbilang mahal.
Namun, dengan harga itu, pembeli dapat melihat anggota tubuhnya dalam waktu terbatas, yakni sejak korek api itu menyala hingga padam. Ia melakukan hal itu karena desakan kebutuhan di tengah keterbatasan ekonomi.
Direktur Artistik Semaine de la Critique Cannes 2016, Charles Tesson, menyebut Prenjak sebagai film yang gelap dan menggoda. Setelah diputar di Cannes, film berdurasi 12 menit tersebut akan diputar perdana di Indonesia pada Juni mendatang.
Prestasi itu tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wregas dan timnya. “Bagi saya, berangkat ke Cannes saja sudah anugerah banget. Saya bisa belajar banyak,” ujar laki-laki kelahiran 20 Oktober 1992 itu.
Bagi Wregas, Cannes bukan festival film bertaraf internasional pertama. Sebelumnya, film karyanya, Lembusura, lolos masuk Festival Film Berlinale 2015. Filmnya yang lain, Floating Chopin, juga masuk ke Festival Film Hong Kong 2016.
Perdana di Cannes
Wregas sebenarnya tidak menyangka film Prenjak bisa lolos ke Cannes lantaran proses pembuataannya hanya dua hari karena mengejar tenggat pendaftaran festival film bergengsi itu yang sudah mepet.
Di Cannes, Prenjak diputar di Theatre Miramar, selama dua hari 15 dan 16 Mei. “Ini kali pertama saya datang ke Cannes. Saya dari Indonesia dan membawa kisah dari kota saya, Yogyakarta,” ujarnya di panggung, sebelum pemutaran filmnya.
Film itu berhasil mengundang ratusan penonton. Meski demikian, saat itu Wregas mengaku harap-harap cemas. “Lega rasanya sudah premier di Cannes meskipun ada rasa kekhawatiran, deg-degan. Banyak yang menonton, tapi mengenai tradisi Jawa apakah bisa diterima,” katanya saat itu.
Nyatanya, Prenjak berhasil mengungguli 1.500-an film pendek lainnya dari seluruh dunia yang diterima oleh panitia. (Ant/H-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved