Marzuki Mohamad Dekati Pantura, Beralih ke Dangdut

Dzulfikri Putra Malawi
19/5/2016 05:00
Marzuki Mohamad Dekati Pantura, Beralih ke Dangdut
(MI/ARDI TERISTI HARDI)

MUSIKUS hip-hop Indonesia, Marzuki Mohamad, 41, kemarin, merilis proyek album bergenre post dangdut elektronika di Rolling Stone Cafe, Jakarta.

Marzuki yang dikenal akrab dengan nama panggung Kill the DJ dan aktif bersama grup Jogja Hip Hop Foundation (JHF) ini menyelesaikan album berisi 10 lagu.

Album itu dibawa dengan bendera duo bernama Libertaria bersama musikus asal Yogyakarta, Balance.

Mereka berdua menamakan album itu Kewer-Kewer yang diambil dari salah satu lagu di album tersebut.

"Kalau diindonesiakan, kewer-kewer artinya tidak bisa dikontrol diri sendiri. Tidak bisa berdiri tegak dan jalan sempoyongan," ungkap lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 21 Februari 1975 ini.

Dalam proyek album tersebut, Libertaria menyuguhkan 10 lagu, yakni Kewer-Kewer, Rakyat Bergoyang, Interupsi, Teruslah Bekerja, Mari-Mari, Orang Miskin Dilarang Mabok, Jalur Pantura, Citra itu Mahal, DNA, dan Nyalakan Api.

Lebih lanjut, Marzuki mengungkapkan musik dangdut dipilih agar ia bisa lebih berkomunikasi dengan masyarakat kelas bawah lewat karya musik.

Maka dari itu, lirik-lirik yang digunakan juga bahasa sehari-hari yang dimengerti di daerah, khususnya di wilayah pantura.

Pada akhir 2015, Marzuki dan Balance sudah memulai produksi rekaman.

"Kalau di JHF dengan musik hip hop, saya mengekspresikan idealisme untuk menyentuh akar rumput. Tapi, kalau dangdut, saya menggunakan bahasa akar rumput atau yang sudah sehari-hari ada dalam kehidupan sosialnya," jelasnya kepada Media Indonesia.

Transformasi karya yang bertolak belakang itu diakui Marzuki sebagai bentuk keinginannya untuk membuat sebuah karya yang 'gila' saat memasuki usia yang ke-41.

Terkait hal itu, beberapa minggu sebelum perilisan album itu, Marzuki pun sempat merilis lagu Ora Minggir Tabrak yang dipakai dalam film Ada Apa dengan Cinta 2.

Lagu soundtrack itu pun kemudian hits di kalangan anak muda.

"Kalau di JHF, anak-anaknya santai, sedangkan saya harus bisa bekerja lebih cepat karena usia tak lagi muda. Usia 40 tahun itu harus bikin karya yang menggebrak," lanjutnya.

Oleh karena itu, tak tanggung-tanggung, Kill the DJ dan Balance bekerja layaknya produser.

Proyek itu juga dikerjakan bersama sejumlah musisi, seperti Glenn Fredly, Paksi Raras, dan Brodod.

Selain itu, Riris Arista yang merupakan penyanyi organ tunggal asli dan teman-teman nongkrong mereka mengisi lagu di tembang Kewer-Kewer.

Aktivasi

Untuk menjajakan lagu-lagu di album itu, Marzuki juga telah merancang sejumlah aktivasi, seperti lomba joget Kewer-Kewer dan tur di sejumlah kota di jalur pantura.

"Saya terinspirasi dengan sebuah gerakan di Klaten, tahu dari Youtube sekitar dua tahun lalu. Namanya Temon holic. Mereka bergoyang bersama-sama seperti nonton band, tapi tidak ada yang mabuk serta senggol bacok," tutur musikus yang mendalami musik elektronik di Prancis pada 2000 ini. (H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya