Melayu Nicole Belajar Menghargai Guru dari Film

Retno Hemawati
07/5/2016 02:15
Melayu Nicole Belajar Menghargai Guru dari Film
(MISSINDONESIA.NET)

MODEL sekaligus aktris Melayu Nicole Hall, 19, baru saja merampungkan perannya sebagai guru dalam film berjudul Surat Cinta untuk Kartini.

Dia menilai peran itu sulit apalagi dirinya dituntut untuk bisa lebih lembut dan bersikap keibuan.

Alasan lain, dia mengaku sebenarnya ia tidak terlalu menyukai anak kecil.

"Sebenarnya aku kurang suka sama anak kecil karena mereka tidak bisa diam. Namun, karena peran ini, akhirnya aku mengerti karakter mereka," jelas Nicole saat ditemui di Jakarta, pekan lalu.

Menjadi guru, kata perempuan kelahiran Gorontalo ini, harus belajar sabar dan bijak.

Sebelum berakting, ia pernah diminta untuk menjadi guru sekolah dasar satu hari penuh supaya bisa mengenal karakter anak kecil.

"Harus ekstra sabar. Mereka ada yang lari-larian, ada yang bertanya terus. Ya, pokoknya saya semangat ngomong di depan, tapi enggak ada yang mendengarkan," kata Nicole.

Dari perannya ini, akhirnya ia sadar kalau ternyata dirinya pun seperti itu kala masih duduk di bangku sekolah.

Ketika guru sedang menerangkan di depan kelas, ia dan teman-temannya sering mengobrol dan tidak mendengarkan.

"Parahnya ketika guru menjelaskan, kita bercanda, ngobrol sama teman, jadi tidak mendengarkan. Namun, ketika aku mendapatkan peran menjadi guru, akhirnya saya tahu kalau ternyata tidak enak ya rasanya tidak didengarkan. Guru jauh-jauh datang untuk membagikan ilmu loh, buat bikin kita pinter, loh, tetapi kitanya tidak menghargai," sambungnya.

Baginya, guru sudah berjuang banyak untuk pendidikan di Indonesia.

Dia kemudian bercerita saat sekolah di salah satu SMA negeri di Jakarta.

Guru-guru yang mengajar di sekolahnya berasal dari luar kota seperti Depok dan Bogor sehingga mereka harus berangkat lebih pagi untuk mengajar siswa.

Padahal, para siswa belum tentu mendengarkan pelajarannya.

"Saya melihat perjuangannya sangat besar. Apalagi, beberapa guru di daerah desa yang bahkan rela mengajar tanpa digaji," terang mahasiswa jurusan hubungan masyarakat perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.

Pendidikan di Indonesia

Dia juga berpendapat terkait kurikulum di Indonesia yang tidak efektif.

Dia heran mengapa para siswa harus mampu menguasai beragam pelajaran, seperti fisika, matematika, biologi, ekonomi, dan lainnya.

Ia mengganggap sistem belajar yang seperti itu malah akan membuat siswa merasa tertekan.

Pada akhirnya mereka tidak bisa mengeksplorasi potensi dalam dirinya.

"Kalau dia suka matematika, ya sudah fokus di situ aja. Kalaupun ia butuh ilmu fisika, belajar dasarnya aja, tidak perlu sampai mendalam," sambungnya.

Model kelahiran 14 November 1996 itu mengatakan orang luar negeri pasti menganggap anak Indonesia itu pintar.

Karena semua dipelajari.

Tapi kenyataannya, tidak semuanya bisa diserap dengan baik.

"Kalau dilihat dari sisi siswa, mereka ditekan bagaimana pokoknya nilai harus di atas 75 untuk semua mata pelajaran. Untuk anak yang merasa tidak sanggup di bidang tertentu, akhirnya mereka menghalalkan berbagai cara supaya nilai semuanya bisa di atas 75," keluhnya. (Meilany Fagustia/H-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya