Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
SOSIALITA sekaligus pebisnis Evy Gozali, 37, berupaya membantu petani anggur di Buleleng, Bali Utara.
Dengan mendirikan PT Sababay Industry yang memproduksi wine, ia telah memberdayakan sebanyak 180 keluarga petani anggur dengan total lahan 80 hektare.
"Itu bukan lahan kami. Akan tetapi, kami membeli produk mereka secara adil. Dulu produk mereka dibeli tengkulak Rp400 per kg. Kami membeli Rp5.000 per kg, tapi mereka juga harus bertani dengan benar," kata Evy saat berkunjung ke Media Indonesia, pekan lalu.
Bertani dengan benar yang dimaksud Evy ialah merawat dan memupuk dengan baik serta tidak menjual hasil kepada tengkulak.
Buah anggur juga baru boleh dipetik setelah 12 bulan.
"Sebelumnya, mereka memanen di usia sembilan bulan, yang anggurnya disemprot pakai pewarna," kata dia.
Tengkulak yang membeli produk dengan murah sering kali juga menyebabkan para petani terlilit oleh utang.
"Nah, kami ingin petani di Indonesia seperti petani di luar negeri yang bangga pada profesi mereka. Mereka kini sudah pada tahap mandiri menuju sejahtera. Saya ingin mereka bisa menyekolahkan anak-anak mereka dengan baik karena penghasilan juga bagus. Asal jangan kawin lagi kalau sudah kaya," kata Evy tergelak.
Selain para petani diharuskan menanam dengan baik, Evy dan sang ibu, Ulyati Gozali, mengajarkan cara berinvestasi.
Salah satu caranya ialah dengan mengajari petani menyisihkan penghasilan untuk membeli anakan sapi.
"Dengan berinvestasi sapi, kotorannya bisa digunakan untuk pupuk anggur, kemudian setelah dipelihara beberapa tahun, nilai jual sapi juga bisa berlipat ganda," kata penggemar kopi itu.
Mengikuti ibu
Terlahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara membuat Evy terpanggil untuk berbakti kepada ibu.
Dia kemudian bercerita, saat penyerangan World Trade Center pada 2011, dirinya sedang dalam masa mencari kerja di Amerika Serikat.
"Akan tetapi, Amerika Serikat setelah itu krisis. Jadi, saya sebagai orang asing sangat tidak mungkin mendapatkan pekerjaan karena prioritasnya pasti warga negara setempat. Padahal, jujur saja, mimpi saya bekerja di sana," tuturnya.
Pada saat hampir bersamaan, sang ibu pensiun dan ingin membangun bisnis keluarga. Saat itulah ia diajak pulang ke Indonesia.
Evy menuturkan kepulangannya ke Indonesia tidak serta-merta membangun bisnis wine.
Beberapa percobaan bisnis di bidang ritel fesyen dan produk gaya hidup dilakoninya.
"Namun, semuanya gagal," kata dia.
Ketika ibunya ingin membangun bisnis yang melibatkan kepedulian pada orang kebanyakan, ia pun ingin turut serta meskipun bingung.
"Awalnya bingung, kenapa wine, bahkan kami saja bukan pengonsumsi wine. Saya bahkan minum wine kalau perayaan Tahun Baru atau ada pesta pernikahan saja," kata dia.
Setelah dijalani, meski kini dalam setahun mampu menghasilkan 400 ribu kg anggur per tahun, ia mengaku belum balik modal.
Evy merencanakan tahun ini harapan itu tercapai dengan tim kuat yang mendukungnya.
"Semua ini campur tangan Tuhan. Saya percaya kalau Tuhan sudah memberi jalan, pasti pelan-pelan akan terbuka kesempatannya."
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved