Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
BILA mendengar nama Farah Quinn, yang terlintas dipikiran ialah koki yang kerap menghias layar televisi melalui acara Ala Chef di Trans TV. Ternyata perempuan kelahiran Bandung, 8 April 1980 itu tidak hanya menyukai memasak. Farah mengaku memiliki passion di dunia fesyen. Baginya fesyen ialah pernyataan. “Cara berpakaian ialah cara bagaimana kita ingin menggambarkan diri kita kepada orang lain. Itu ialah hal yang penting sekali buat saya,” tegasnya.
Bahkan Farah menambahkan, jika tidak bekerja sebagai koki, ia akan bekerja di dunia fesyen. “Saya memang fokus pada masakkan, tapi fesyen itu satu sisi yang I’m so passionate about. Saya suka memperhatikan bagaimana orang berdandan. Selain suka jaga kesehatan dan berolahraga, saya juga suka berpakaian dengan baik. Ada orang yang memiliki sense of fashion dan ada yang tidak. Mungkin itu yang membuat orang berbeda-beda,” kata Farah saat ditemui di acara NBC Universial di Jakarta Pusat, Jumat (9/6).
Beberapa tahun belakangan Farah mengaku mengubah caranya berpakaian. Bila dulu gayanya seksi, sekarang ibu Armand Fauzan Quinn itu memilih baju yang lebih tertutup. “Sudah malas berpakaian terbuka. Saya juga suka pakai baju yang timeless. Artinya, yang masih bisa dipakai beberapa tahun kemudian. Kalau kita beli baju yang mahal-mahal, artinya kita sudah investasi terhadap baju itu. Kalau hanya tren sekali pakai dan sudahnya tidak ngetren lagi, kan sayang ya,” ujarnya.
Tidak hanya gaya pakaiannya, pilihan warna pakaiannya pun berubah. Pengemar kolak itu mengaku memilih warna yang sesuai kulitnya. “Kalau kulit saya sawo matang, saya lebih suka mengenakan pakaian warna-warni. Namun, akhir-akhir ini saya suka hitam karena hitam cocok dengan apa saja, tetapi tergantung suasananya. Saya juga suka foto dan traveling ke mana-mana. Sebaiknya pilih warna baju yang benar-benar mencolok sehingga hasil fotonya akan bagus,” ujarnya.
Kegemarannya pada fesyen itu mengantarkannya sebagai guest stylist di acara How Do I Look? Asia musim ke-3. Farah akan membantu para peserta acara untuk menentukan gayanya. “Jadi, sebelum mulai, saya harus tahu profil kontestannya bagaimana, sukanya gaya apa, dan ke depannya apa yang mereka inginkan,” katanya. Acara ini akan tayang di pertengahan tahun 2017 di DIVA dari NBC Universal International Networks.
Longgar
Selama Ramadan ini, Farah mengaku gemar memakai kaftan. Kaftan memiliki karakteristik baju yang besar dan longgar. Karena itu Farah menyarankan pemakaian aksesori dan penataan rambut harus seimbang.
“Biasanya saya pakai aksesori seperti anting yang panjang. Rambut juga saya angkat ke atas. Karena kalau digerai, akan gerah. Apalagi jika pakai kerudung. Intinya, jangan too much,” ujarnya.
Farah juga menyukai baju-baju dari India atau Sri Lanka. Menurutnya, baju-baju dari negara-negara ini juga bisa dipakai saat Lebaran.
“Baju-baju dari Sri Lanka dan India cenderung tertutup dan pakai selendang. Jadi cocok juga untuk Lebaran,” kata wanita yang memiliki inspirasi fesyen dari Victoria Beckham dan Miranda Kerr ini.
Untuk menjaga penampilannya, selain berbusana yang baik, Farah juga mengaku menjaga penampilan dan kesehatan. Sejumlah kegiatan olahraga dilakukannya meski menjalani ibadah puasa.
“Saya melakukan semua olahraga, seperti golf, lari, dan zumba. Walaupun bulan puasa, paling tidak saya lari, tiga minggu sekali. Namun, kalau bisa, ya setiap hari. Selain itu, makanan sehat juga penting sekali. Saya suka dengan energi level yang masih tinggi sehingga saya bisa lari ke sana dan ke sini,” tutur wanita yang baru saja membuka toko oleh-oleh Queen Apple di Malang. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved