Menyelami Masa Lalu Wonder Woman

Hera Khaerani
04/6/2017 01:01
Menyelami Masa Lalu Wonder Woman
(DOK. WARNER BROS PICTURE)

Siapa sebenarnya sosok Wonder Women sebelum menjadi pahlawan super yang kita kenal saat ini? Semua kisahnya terungkap dalam film terbarunya.

BAYANGKAN bila dalam sejarah Perang Dunia Pertama, ada keterlibatan dewa-dewa dalam mitologi Yunani. Bahwa bukan hanya hasrat menguasai dalam diri manusia yang membuat perang itu tercipta, melainkan juga karena turut campurnya dewa perang Ares yang mengeluarkan sisi terburuk dari manusia.

Itulah yang terjadi dalam film Wonder Woman garapan sutradara Patty Jenkins. Film Warner Bros Pictures tersebut mulai tayang di bioskop Tanah Air pada 31 Mei 2017 ini. Bagi para pecinta karakter DC, Wonder Woman dikenal sebagai pahlawan super perempuan yang tak cuma memiliki kekuatan, tetapi juga keanggunan, kebijaksanaan, dan rasa ingin tahu. Sosoknya menjadi simbol kekuatan dan persamaan hak.

Nah dalam film ini, dijelaskan bagaimana Diana (diperankan Gal Gadot) akhirnya menjadi Wonder Woman, juga menghafal keselamatan manusia menjadi amat penting baginya. Padahal dikisahkan, sebelum menjadi Wonder Woman, dia adalah Diana, anak kecil satu-satunya di Pulau Themyscira yang dihuni para Amazon. Pulau yang hanya dihuni perempuan tersebut terlindung oleh lapisan khusus yang diciptakan sendiri oleh raja para dewa, yakni Zeus.

Saat semua orang di bangsanya sibuk menghabiskan waktu dengan berlatih seolah bersiap untuk perang, Diana hanya bisa menonton. Ibunya, Ratu Hippplypta, sangat protektif, melarangnya ikut berlatih. Dia menumbuhkan keyakinan bahwa putrinya itu takkan pernah harus mengalami perang sehingga latihan fisik dan tempur tidak diperlukan baginya. Secara instingtif, Diana kecil pun berlatih secara sembunyi-sembunyi.

Menuju perang manusia

Keyakinan Ratu Hippplypta terbukti meleset. Seberapa pun damainya kehidupan di pulau surgawi mereka, toh akhirnya perang yang sedang berlangsung tak dapat dihindari.

Suatu hari seorang pilot Amerika yang menjadi mata-mata untuk Inggris secara tidak sengaja terbang menembus lapisan pelindung Pulau Themyscira. Pilot bernama Steve Trevor (Chris Pine) itu menjadi manusia sekaligus lelaki pertama yang pernah dijumpai Diana.

Berkat Steve, Diana akhirnya tahu bahwa ada perang yang sedang berlangsung di luar pulau tenteram mereka. Diana yang tumbuh dengan pengetahuan Amazon bertugas untuk menggagalkan kehancuran yang ditimbulkan dewa perang Ares merasa mengembalikan kedamaian dunia adalah tugasnya. Maka dia meninggalkan rumahnya, dengan keyakinan bakal bisa menghentikan perang.

Padahal, tidak banyak yang diketahuinya soal sifat manusia. Demikian pula tentang Ares yang selama ini hanya diketahuinya lewat cerita-cerita.

Dalam mitologi Yunani, Ares merupakan salah satu dewa perang yang melambangkan kebrutalan, kekejaman, dan horor dari perang. Dia mencintai perang dan pembantaian manusia karena iri dengan manusia yang diciptakan ayahnya, yakni Zeus. Diana lantas berpikir, andai Ares dibunuhnya, perang otomatis akan berhenti.

Tak hanya buta soal manusia dan dewa Ares, Diana pun sebenarnya tidak tahu kenyataan tentang dirinya sendiri yang selama ini disembunyikan Ratu dan bangsa Amazon darinya. Menyusuri dunia tempat manusia tinggal, Diana terbilang naif dan kesulitan memahami hal-hal di luar pemahaman dan perasaannya sendiri. Upaya menyelamatkan manusia dan dunia dari kehancuran perang itu pun menjadi perjalanan untuk Diana mengenali dirinya sendiri.

Kebingungan, sifat naif, dan gegar budaya yang dialami Diana saat bergaul dengan manusia menjadi bumbu humor yang menarik di film Wonder Woman. Ada banyak scene yang lumayan mengundang tawa.

Sayangnya, seiring dengan berjalannya cerita, di saat Diana mulai memasuki medan perang, plotnya mulai membuat jenuh. Hal itu diperburuk dengan dialog kaku yang lebih terasa seperti ceramah.

Pesan

Secara terpisah, Gal Gadot berharap sosok pahlawan super perempuan itu bisa menginspirasi para perempuan di seluruh dunia. "Sangat penting bagi kami mengemban pesan dan mengingatkan orang akan kebaikan seperti cinta dan harapan sehingga kita mendapatkan masyarakat yang lebih baik," ujar Gadot sebagaimana disitat CNN.

Artis kelahiran Israel yang memulai kariernya di film Fast & Furious pada 2009 itu menjadi perempuan pertama yang menjadi pahlawan super lebih dari satu dekade. Sebelumnya ada Jennifer Garner yang menjadi Elektra pada 2005 dan Halle Berry selaku Catwomen pada 2004. Gadot berharap penonton dapat menerima pesan yang ingin ia sampaikan dalam film.

Robin Wright, pemeran Jenderal Antiope, bibi Gadot dalam film, berharap penonton dapat terhubung dengan Wonder Women dan menghargai kekuatannya. "Pahlawan perempuan ini merepresentasikan keadilan, kesetaraan, cinta, dan kasih manusia. Itulah inti film ini. Saya pikir kita butuh lebih banyak cinta di dunia saat ini," ujar Wright.

Sang sutradara, Patty Jenkins, sutradara perempuan pertama untuk film yang diangkat dari komik Marvel atau DC itu, mengungkapkan Gadot membuat pekerjaannya mudah. "Tidak hanya saya percaya dia. Dia membuat saya terpukau," ujarnya. (CNN/M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya