Sinetron Religi masih Dominasi Televisi

Hera Khaerani
21/5/2017 09:17
Sinetron Religi masih Dominasi Televisi
(Pemeran sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 11 -- Dok. Instagram zaskiaadyamecca)

BULAN suci Ramadan tinggal hitungan hari. Berbagai stasiun televisi swasta menyiapkan beragam program khusus untuk menemani umat Islam berpuasa. Ada yang sekadar memodifikasi tayangan re­guler atau sengaja menyiapkan program khusus untuk ditayangkan pada prime time. Berbeda dengan hari biasa, prime time Ramadan ialah saat berbuka puasa dan santap sahur.

Kembali stasiun televisi memilih tayangan drama atau sinetron dengan sisipan moral dan religi. Global TV, contohnya, menayangkan Rindu Suara Adzan di waktu menunggu berbuka puasa. Program yang mulai tayang 26 Mei 2017 itu merupakan sketsa religi yang dikemas dengan unsur humor, mengisahkan seorang marbut dengan segala macam permasalahan berkaitan dengan kejadian sehari-hari di tengah masyarakat.

Sementara itu, SCTV kembali menayangkan Para Pencari Tuhan Jilid 11 (PPT Jilid 11) pukul 03.00 WIB. Tahun ini, sinetron yang kerap meraih penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) itu akan mengisahkan banjir bandang yang melanda Jabodetabek. Bencana itu mengubah kehidupan Warga Kampung Kincir, sebagian warga kehilangan kerabat dan sebagian lagi harus mengungsi termasuk Bang Jack (Deddy Mizwar). Menurut David Suwarto selaku Deputy Director Programming SCTV, cerita sinetron PPT 11 tetap mengusung kombinasi komedi-drama dengan kekuatan hikmah moral.

Tak hanya itu, 3 Sempruuul Mengejar Surga 5 mengisi slot berikutnya. Rating tinggi tahun lalu menjadi preferensi stasiun televisi akan minat masyarakat.

Tak mau ketinggalan, RCTI mengisi acara sahur mereka mulai pukul 02.45 dengan drama komedi Islami Amanah Wali. Sinetron yang dibintangi empat personel Wali itu menceritakan pertemuan Apoy si preman pasar, Tomi si anak motor, Ovie si pencopet budiman, dan Faank si pengamen punk, di pesantren.

Untuk waktu berbuka, ada sinetron Awas Banyak Copet tentang keseharian pencopet dan mantan copet, yang akan tayang setiap hari pukul 16.30, diselingi kultum bersama Syeh Ali Jaber sejak pukul 17.30. Disusul sinetron reguler Tukang Ojek Pengkolan dan Dunia Terbalik.

Menurut Programming & Production Director RCTI Dini Putri, pada Kamis (19/5), tidak menutup kemungkinan dua sinetron reguler mereka akan mengalami penyesuaian. Namun, itu akan terasa alami karena syuting dilakukan kejar tayang.

Putri pun mengaku porsi hiburan masih banyak jika dibandingkan dengan murni religi atau tausiah selama Ramadan. Namun, hiburan yang dipilih umumnya diselipi nilai edukasi agama dan moral. “Orang kalau sifatnya diajari, itu harus dalam posisi mental yang memang datang sendiri untuk dapat menerima ajaran, tapi kalau lewat hiburan, diam-diam ajarannya bisa langsung masuk,” cetus dia.
Dia pun mengaku acara siraman rohani sengaja dibuat tidak terlalu panjang.

Konten agama
Bagi yang menyukai siraman rohani, Global TV menyiapkan Penjaga Masa Depan tentang kehidupan anak-anak penghafal Alquran, yang tayang pada Senin-Rabu mulai 29 Mei tiap pukul 10.30-11.00 WIB. Ada juga Pencerah Kehidupan-Kisah Ustadz Keliling yang tayang tiap Jumat mulai 2 Juni, pukul 10.30-11.00, tentang suka duka ustaz dalam menyebarkan Islam.

Di SCTV, ada Mutiara Hati bersama Quraish Shihab yang akan tayang setiap hari, jelang waktu Subuh, Zuhur, dan Asar. Sementara itu, jelang waktu berbuka akan tayang program Mengetuk Pintu Hati.

Sementara itu, pencarian bakat anak-anak mengfapal ayat-ayat Alquran, Hafiz Indonesia Season 5, kembali disiarkan RCTI. Selaku pembawa acara, Irfan Hakim yang ditemui di Studio MNC, Jakarta, Jumat (19/5), tidak bisa menutupi kekagumannya kepada para hafiz cilik itu. “Jika selama ini kita pikir anak-anak bisa hafiz kalau punya orangtua yang hafiz juga, ternyata ada anak yang hafiz Alquran justru ngajarin orangtuanya mengaji karena mereka buta huruf quran,” ungkapnya.

Pengawasan
Secara terpisah KPI mengaku tayangan Ramadan televisi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, Ketua KPI Yuliandre Darwis menegaskan pihaknya tetap akan melakukan pengawasan.

Andai ada tayangan yang di luar koridor, KPI bisa langsung memberikan surat teguran. Berkaca dari Ramadan tahun-tahun sebelumnya, tayangan Ramadan yang bermasalah biasanya pada acara siaran langsung sehingga itu layak jadi perhatian pihak stasiun televisi. “Saat siaran langsung di TV, kadang komedian berlebihan,” jelas Yuliandre ketika dihubungi Media Indonesia, Jumat (19/5).

Kekhawatiran itu tampaknya juga dirasakan pihak stasiun televisi. RCTI, misalnya, sudah beberapa tahun belakangan tak mengadakan acara siaran langsung di televisi, dalam menemani masyarakat saat sahur dan berbuka. Mereka lantas lebih memilih menayangkan sinetron. Dini Putri mengatakan, “Kita tidak pernah live saat sahur lagi, karena isinya suka tidak terkontrol, ada kesalahan-kesalahan yang pastinya tidak disengaja.”

Di sisi lain, KPI berharap stasiun televisi memiliki desain tayangan untuk menghormati bulan Ramadan, termasuk tidak menampilkan makan-makan ketika nuansa Ramadan. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Oka Saputra
Berita Lainnya