Nina Tamam Setop Pakai Minyak Sawit

Putri Rosmalia Octaviyani
12/5/2017 07:25
Nina Tamam Setop Pakai Minyak Sawit
(MI/Rommy Pujianto)

SEBAGIAN besar masyarakat Indonesia tidak bisa lepas dari minyak sawit.

Minyak sawit digunakan oleh banyak orang untuk membuat gorengan, menu yang sangat populer di Tanah Air, maupun untuk menumis masakan sehari-hari.

Namun, penyanyi Nina Tamam, 42, berbeda. Dia telah berhenti menggunakan produk-produk berbahan sawit, tentunya termasuk minyak goreng, sejak 2014 lalu.

Hal itu dilakukannya sebagai bentuk kepedulian terhadap hutan Indonesia.

"Pertama kali berhenti karena aku melihat tautan (berita) tentang seekor gajah kecil bernama Raju di Aceh. Dia tersesat dan diadopsi masyarakat sekitar. Setelah diusut, ternyata dia terpisah dengan keluarganya karena (hutan) rumahnya sudah dibabat untuk dibuat menjadi kebun sawit," kata Nina saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/5).

Sejak saat itu, perempuan penyayang binatang itu langsung berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan produk sawit dan mengganti produk tersebut dengan bahan-bahan lain.

"Produk yang pertama kali aku ganti itu ialah minyak goreng. Sekarang aku menggunakan minyak kelapa,kemudian aku mengganti produk sabun, sampo, dan lainnya yang berbahan sawit," kata ibu satu anak itu.

Bahkan, Nina tidak hanya menerapkan prinsip itu untuk dirinya sendiri. Suami dan buah hatinya juga mengikuti perubahan yang dilakukannya.

Untuk sang anak misalnya, ia tidak lagi menggunakan sabun konvensional untuk memandikan si buah hati.

"Anakku dimandikan pakai ampas kopi, engggak pakai sabun. Bapaknya juga rajin pakai ampas kopi. Terus jeruk nipis untuk rambutnya juga," kata perempuan yang pernah berkarier bersama kelompok musik Warna.

Produk Bali

Pada awalnya dia sempat kesulitan dalam mencari produk kebutuhan sehari-hari yang tidak berbahan sawit. Terlebih untuk produk kecantikan dan sabun.

Maklum, hampir semua produk sabun memakai minyak sawit sebagai bahan baku.

Akhirnya, dia memilih menggunakan produk organik Bali yang banyak menggunakan minyak kelapa.

Menurut dia, selain bahannya tidak merusak lingkungan, produk itu memiliki aroma wangi yang menurutnya sangat enak dan menarik.

Dia pun kerap menitip untuk dibelikan sabun bali jika ada kerabatnya yang berlibur ke Bali.

"Susah sih awal-awal nyarinya,tetapi sekarang udah enggak sulit karena sekarang semakin banyak orang yang peduli. Kadang-kadang kalau ada teman yang lagi ke Bali aku suka nitip beli," kata dia.

Produk-produk pengganti itu memang sedikit lebih mahal daripada yang berbahan kelapa sawit.

Namun, menurut dia, dengan menggunakan produk-produk pengganti itu, setidaknya dirinya sudah berkontribusi untuk menjaga hutan Indonesia.

Ia pun menganjurkan masyarakat Indonesia juga ikut peduli kelestarian hutan dengan membatasi penggunaan produk berbahan sawit.

Ia paham bahwa kebutuhan masyarakat terhadap minyak sawit dan sabun berbahan sawit sangat tinggi.

Namun, menurutnya, jika dibiasakan, tingkat ketergantungan itu pasti bisa berkurang.

"Cara yang paling dasar ialah mengganti minyak goreng dengan minyak kelapa atau minyak jagung," katanya.

(Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya