Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PERUSAHAAN Listrik Negara (PLN) kemarin menandatangani kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan dua perusahaan swasta.
Kedua perusahaan yang meneken perjanjian jual beli dengan PLN adalah PT Medco Ratch Power Riau untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau 275 megawatt (MW) dan PT Minahasa Cahaya Lestari untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulut 3 dengan kapasitas 2 x 50 MW.
PLN mendapat harga beli lebih murah dari kedua perusahaan itu.
Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, setelah PPA ditandatangani, kedua perusahaan harus mendapatkan pendanaan untuk masing-masing proyek mereka dalam jangka waktu maksimal 12 bulan ke depan.
"Pengembangan kedua proyek ini dilakukan dengan skema tanpa adanya penjaminan pemerintah. Kadi mereka bisa mengandalkan ekuitas perusahaan sendiri atau pinjaman dari dalam dan luar negeri," terang Supangkat usai prosesi penandatanganan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, kemarin.
PLTGU Riau, yang akan dibangun di Tenanan Raya, Pekanbaru, Riau, dengan estimasi biaya sebesar US$300 juta itu diprediksi akan memakan waktu pengerjaan selama 36 bulan dan akan mencapai tahap Commercial Operation Date (COD) pada 2021.
Sedangkan, PLTU Sulut 3, yang akan didirikan di Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, membutuhkan waktu pembangunan 39 bulan. Pembangkit dengan estimasi biaya US$215 juta itu dijadwalkan mencapai COD pada 2020 mendatang.
Secara keekonomian, PLTGU Riau layak untuk dibangun karena memiliki perbandingan harga jual beli tenaga listrik di bawah biaya pokok penyediaan (BPP) setempat atau lebih murah 3,5 sen.
Dengan penghematan itu, PLN pun dapat menekan pengeluaran hingga Rp700 miliar per tahun.
Demikina halnya dengan PLTU Sulut 3. Pembangkit tersebut memiliki harga yang lebih murah 4,5 sen di bawah BPP setempat dan mampu memberikan kontribusi penghematan sebesar Rp422 miliar.
Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro, selaku induk perusahaan dari Medco Ratch Power Riau, yakin proyek tersebut dapat dijalankan dengan baik sehingga rencana ambisius negara dalam membangun pembangkit listrik 35 ribu MW dapat segera terealisasi.
Senada, Arthur Simatupang, Direktur Perseroan PT Toba Bara Sejahtera, selaku induk perusahaan dari Minahasa Cahaya Lestari, berkomitmen untuk dapat mengerjakan proyek dengan baik.
"Kami berkomitmen untuk dapat menyelesaikan proyek dengan tenggat waktu yang sudah ditetapkan, secepat mungkin dan sesuai dengan anggaran," tandasnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved