Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
LONJAKAN konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis pertamax (RON 92) hingga hampir tiga kali lipat tahun lalu memicu kenaikan impor pertamax.
Tercatat, impor pertamax melonjak 33% dari 8 juta barel pada 2015 menjadi 12 juta barel pada tahun lalu.
Sebaliknya, untuk BBM jenis premium (RON 88), justru terjadi penurunan impor pada 2016 sebesar 25% atau sekitar 73,4 juta barel ketimbang 2015.
"Penurunan impor karena penurunan konsumsi BBM tersebut (premium)," tutur Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba saat pemaparan, di Kantor Pertamina, Jakarta, kemarin.
Perusahaan juga mencatat adanya penurunan impor motor gasoline (mogas) 88 sebesar 28 juta barel pada 2016.
Itu disebabkan kehadiran kilang Trans Pacific Petroleum Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, dan Residual Fluid Catalytic Cracker Cilacap, Jawa Tengah, yang sudah beroperasi secara keseluruhan.
Daniel mengatakan, dengan lonjakan impor pertamax pada 2016, pihaknya memproyeksikan kenaikan impor pertamax tahun ini secara besar-besaran.
"Impor pertamax diproyeksikan naik 11 juta barel dan premium turun 11 juta barel pada 2017 ini. Jadi seimbang," imbuhnya.
Dengan begitu, impor pertamax diprediksi naik menjadi 36 juta barel dari 25 juta barel, sedangkan impor premium diprediksi turun pada 2017 menjadi 62 juta barel dari impor 2016 sebesar 73,4 juta barel.
Selain itu, perusahaan memprediksi kenaikan impor gas elpiji pada 2017 akibat konversi minyak tanah ke gas yang sudah kian meluas dan permintaan elpiji yang terus meningkat.
"Kami proyeksikan pada 2017 akan ada impor elpiji sebesar 4,95 juta ton atau naik dari impor pada 2016 sebesar 4,4 juta ton," tutup Daniel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved