PLN Tanda Tangani PPA dengan Dua Perusahaan Swasta

Andhika Prasetyo
07/4/2017 17:46
PLN Tanda Tangani PPA dengan Dua Perusahaan Swasta
(Ilustrasi)

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jumat (7/4), menandatangani kontrak jual beli listrik (power purchase agreement/PPA) dengan dua perusahaan swasta yakni PT Medco Ratch Power Riau untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Riau 275 megawatt (MW) dan PT Minahasa Cahaya Lestari untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sulut 3 dengan kapasitas 2 x 50 MW.

Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso mengatakan, setelah PPA ditandatangani, kedua perusahaan harus mendapatkan pendanaan untuk masing-masing proyek mereka dalam jangka waktu maksimal 12 bulan ke depan.

"Pengembangan kedua proyek ini dilakukan dengan skema tanpa adanya penjaminan pemerintah, jadi mereka bisa mengandalkan ekuitas perusahaan sendiri atau pinjaman dari dalam dan luar negeri," terang Supangkat usai prosesi penandatanganan di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Jumat (7/4).

PLTGU Riau, yang akan dibangun di Tenanan Raya, Pekanbaru, Riau, dengan estimasi biaya sebesar US$300 juta itu diprediksi akan memakan waktu pengerjaan selama 36 bulan dan akan mencapai tahap commercial operation date (COD) pada 2021.

Sementara, PLTU Sulut 3, yang akan didirikan di Kema, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, membutuhkan waktu pembangunan 39 bulan. Pembangkit dengan estimasi biaya US$215 juta itu dijadwalkan mencapai COD pada 2020 mendatang.

Secara keekonomian, PLTGU Riau, ucap Supangkat, layak untuk dibangun karena memiliki perbandingan harga jual beli tenaga listrik di bawah biaya pokok penyediaan (BPP) setempat atau lebih murah 3,5 sen per Kwh. Dengan penghematan itu, PLN pun dapat menekan pengeluaran hingga Rp700 miliar per tahun.

Pun PLTU Sulut 3. Pembangkit tersebut memiliki harga yang lebih murah 4,5 sen per Kwh di bawah BPP setempat dan mampu memberikan kontribusi penghematan sebesar Rp422 miliar.

Supangkat berharap kedua perusahaan dapat menjalankan tanggung jawab mereka dengan baik dan merampungkan proyek tepat waktu.

"Karena selama ini sebagian besar pembangunan terlambat, karena financial closing terlambat. Kami harap yang ini tidak terlambat dan semua bisa dipenuhi sesuai waktunya," ucapnya.

Kalaupun terjadi hambatan di kemudian hari, ia meminta semua pihak yang terlibat dapat terbuka dan melakukan komunikasi yang baik.

"Sehingga dapat dicari solusi bersama dan proyek bisa berjalan dengan lancar," tandasnya.

Presiden Direktur Medco Energi Hilmi Panigoro, selaku induk perusahaan dari Medco Ratch Power Riau, sebagai mitra kerja PLN pihaknya yakin proyek tersebut dapat dijalankan dengan baik sehingga rencana ambisius negara dalam membangun pembangkit listrik 35 ribu MW dapat segera terealisasi.

Senada, Direktur Perseroan PT Toba Bara Sekahtera Arthur Simatupang, selaku induk perusahaan dari Minahasa Cahaya Lestari, berkomitmen untuk dapat mengerjakan proyek dengan baik.

"Ini adalah kerja sama pembangunan pembangkit yang kedua. Yang pertama ada Sulbagut 1 dan berjalan baik.

Kami berkomitmen untuk dapat menyelesaikan proyek dengan tenggat waktu yang sudah ditetapkan, secepat mungkin dan sesuai dengan anggaran," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya