BPTJ Tegur Kontraktor LRT Jabodebek

Adhi M Daryono
07/4/2017 16:47
BPTJ Tegur Kontraktor LRT Jabodebek
(ANTARA)

BADAN Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) melayangkan teguran kepada kontraktor Light Rapid Transit (LRT) karena pengerjaan pembangunan proyek tersebut dinilai membahayakan lalu lintas.

Teguran ini diberikan setelah BPTJ menemukan beberapa penyimpangan kerja di lapangan yang dilakukan pihak kontraktor.

Kepala BPTJ Elly Adrian Sinaga mengatakan ada penggalian yang material galiannya berceceran di badan jalan yang membahayakan kendaraan yang melintas di jalan tersebut.

"Pejalan kaki harus berjalan dengan sangat hati-hati akibat adanya paku, kabel, dan besi-besi runcing yang bertebaran serta batu-batu kali yang tidak stabil untuk diinjak oleh pejalan kaki," kata Elly dalam keterangan yang diterima Jumat (7/4).

BPTJ juga menemukan adanya penutupan fasilitas jembatan penyeberangan orang (JPO) yang mengakibatkan banyak pejalan kaki menjadi sulit menyeberang jalan.

Pihak LRT tidak menyediakan fasilitas pejalan kaki pengganti akibat penggunaan trotoar sebagai area kerja sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk melintas.

"Pekerjaan galian ditinggalkan secara berantakan, jorok dan membahayakan keselamatan. Sudah lebih dari satu bulan terakhir hal itu terjadi. Jika hujan, kondisi jadi lebih parah lagi. Bisa saja ada orang yang terjerembab ke lubang gorong-gorong atau terpeleset karena material galian yang berantakan," kata Elly.

Pembangunan LRT Jabodebek di jalan MT Haryono kata Elly saat ini membuat lalu lintas semakin semrawut. Pihak kontraktor LRT tidak menyediakan jalur pejalan kaki pengganti akibat penggunaan trotoar sebagai area kerja sehingga menyulitkan pejalan kaki untuk melintas.

"Kondisi ini akan semakin parah beberapa bulan mendatang saat pembangunan fly over nanti. Oleh karena itu BPTJ mulai sekarang memperingatkan para kontraktor untuk lebih memperhatikan keselamatan pengguna jalan di sekitar proyek pembangunan,"ungkap Elly.

Menurut Elly pola kerja kontraktor tersebut seperti di lokasi depan Jl. MT.Haryono, Kav 46-47, ujung jembatan penyebrangan busway depan halte Tebet BUMD sungguh ceroboh, tidak terencana baik, dan lalai terhadap keselamatan.

Kontraktor BUMN besar yang mendapat amanat untuk membangun LRT Jabodebek ternyata menurut Elly kurang mempunya respek dan empati kepada pejalan kaki dan pengguna angkutan umum. Elly menganggap mereka terlalu ceroboh padahal LRT adalah bagian dari angkutan umum yang dicita-citakan oleh masyarakat Jabodebek. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya