Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
INDEKS harga saham gabungan (HSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) masih melanjutkan penguatan dalam perdagangan hari ke empat secara berturut-turut. Kemarin (Kamis, 6/4), IHSG ditutup naik 3,26 poin ke level 5.680 yang merupakan rekor baru IHSG.
Saham perbankan jadi motor pendorong positifnya penutupan IHSG setelah sepanjang perdagangan IHSG memerah lantaran saham pertambangan merosot cukup besar.
Saham Bank Mandiri, Bank Central Asia, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Jabar tercatat dalam daftar 10 top gainers dalam perdagangan kemarin.
Saham Bank Mandiri naik Rp525 per lembar saham ke posisi Rp12.425, saham Bank Jabar naik Rp310 ke level Rp2.330, Bank Central Asia naik Rp300 ke Rp17.325, dan saham BRI naik Rp175 ke harga Rp13.175 per lembar saham.
Sebaliknya di sektor pertambangan, saham Indo Tambang Megah Raya turun Rp1.100 ke level Rp20.450 dan saham PT Bukit Asam turun Rp900 ke level 13.750 per lembar saham.
Perdagangan tercatat cukup ramai dengan frekuensi transaksi 345.031 kali transaksi dengan nilai saham yang ditransaksikan mencapai Rp8,66 triliun. Investor asing tercatat membukukan beli bersih sebesar Rp321,98 miliar.
Dirut BEI Tito Sulistio menyatakan kinerja IHSG yang bergerak naik beberapa hari terakhir hingga mencatatkan rekor tertinggi dipicu sejumlah data kinerja emiten tahun buku 2016 dan fundamen ekonomi yang kuat.
"Salah satunya yang dilihat bagaimana baiknya hasil kinerja 2016, ekonomi kita juga bagus. Itu yang banyak dilihat investor sehingga juga memicu asing masuk ke pasar," ujar Tito di Jakarta, kemarin.
Ia menambahkan potensi kenaikan peringkat utang oleh lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) ke level investment grade juga memengaruhi. Hal itu seiring dengan tata kelola fiskal negara yang terus mengalami perbaikan.
"Tata kekola fiskal kita membaik, pertumbuhan ekonomi bagus, pasar keuangan kita juga likuid. Sebenarnya tak ada alasan untuk tidak menaikkan peringkat. Harusnya sih sudah waktunya," pungkas dia.
Harga turun
Berdasarkan hasil perhitungan formula Indonesia crude price (ICP) yang dikutip dari laman Migas.esdm.go.id kemarin, rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada Maret 2017 turun US$3,79 per barel dari ICP Februari yakni US$52,50 per barel menjadi US$48,71 per barel.
Penurunan harga rata-rata pun terjadi pada minyak mentah utama di pasar internasional pada Maret ketimbang Februari 2017. Misalnya jenis Brent turun dari US$56,00 per barel menjadi US$52,54 per barel, WTI turun dari US$53,46 per barel jadi US$49,67 per barel, dan Basket OPEC turun dari US$53,37 per barel menjadi US$50,31 per barel.
Penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional itu karena beberapa faktor, seperti peningkatan produksi minyak dunia pada Februari 2017 sebesar 96,52 juta barel per hari, OPEC yang merevisi naik proyeksi produksi minyak negara non-OPEC di kuartal I dan II 2017, serta stok minyak mentah komersial dan rata-rata produksi minyak mentah AS yang lebih tinggi pada akhir Maret 2017 ketimbang akhir Februari 2017.(Tes/Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved