Penjualan Listrik PLN di 2016 Naik 2,05%

Adhi M Daryono
05/4/2017 19:03
Penjualan Listrik PLN di 2016 Naik 2,05%
(ANTARA)

PT PLN (Persero) membukukan penjualan listrik pada 2016 lalu naik Rp4,3 triliun atau 2,05% menjadi Rp214,1 triliun daripada periode yang sama di 2015 sebesar Rp209,8 triliun.

Hal itu dikatakan oleh Direktur Perencanaan PLN Nicke Widyawati dalam konferensi pers pemaparan laporan keuangan PLN 2016 di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Rabu (5/3).

Nicke mengatakan, pertumbuhan penjualan ini berasal dari kenaikan volume penjualan menjadi sebesar 216,0 Terra Watt hour (TWh) atau naik 6,49 % dibanding dengan tahun sebelumnya yang sebesar 202,8 TWh.

"Penjualan listrik PLN tahun 2016 mengalami kenaikan dari sebelumnya," kata Nicke.

Peningkatan konsumsi ini didukung kenaikan jumlah pelanggan. Sampai akhir 2016, jumlah pelaggan telah mencapai 64,3 juta atau bertambah 3,1 juta pelanggan dari akhir 2015 yang sebesar 61,2 juta pelanggan.

"Yang pendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional dari 88,3% pada Desember 2015 menjadi 91,16% pada Desember 2016 disebabkan oleh bertambahnya jumlah pelanggan PLN," tuturnya.

Hal ini kata Nicke melampaui target Rasio elektrifikasi pada 2016 yang tertuang dalam Renstra 2015-2019 sebesar 90,15 %.

Peningkatan penjualan tersebut, sejalan dengan keberhasilan PLN pada 2016 menambah kapasitas pembangkit sebesar 3.714 Mega Watt (MW), terdiri dari Pembangkit PLN sebesar 1.932 MW dan tambahan kapasitas dari pembangkit swasta (independent power producer/IPP) sebesar 1.782 MW.

"PLN juga menyelesaikan 2.859 kilometer sirkuit (kms) jaringan transmisi dan Gardu Induk sebesar 14.123 MVA," tambah Nicke.

PLN juga mengalokasikan Rp120 triliun untuk belanja modal, atau Capital Expenditure tahun ini. Anggaran itu akan fokus dialokasikan untuk pembangunan pembangkit dan transmisi.

Direktur Keuangan PLN, Sarwono Sudarto mengatakan, saat ini, pihaknya akan fokus kepada pembangunan pembangkit baru dan pembangunan transmisi baru. Hal itu, lantaran berbagai penandatanganan perjanjian telah diteken pada 2015 dan 2016 lalu.

"Capex tahun ini di atas Rp120 triliun, karena seperti kita katakan, itu untuk bangun transmisi dan pembangkit, didominasi oleh itu," kata Sarwono.

Sarwono menjelaskan, perjanjian-perjanjian telah begitu banyak ditandatangani pada 2015-2016. Maka dari itu, 2017, adalah tahun untuk mengeksekusi pembangunan proyek kelistrikan yang mendukung proyek 35 ribu MW pemerintah

"Karena 2015-2016 itu kebanyakan perjanjiannya ada PPA (power purchase agreement), nah sekarang adalah eksekusinya," kata Sarwono.

Dia mengatakan, angka ini merupakan perkiraan dari perusahaan. Belanja modal bisa saja bertambah atau kurang menyesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

"Jadi, angka 120 ini adalah perkiraan. Tetapi, kita tentu saja dominasinya untuk pembangkit dan transmisi, dan selebihnya untuk distribusi dan gardu induk," tandasnya. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya