Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
INDUSTRI keuangan seperti perbankan harus mampu merespons perubahan secara cepat terkait dengan disruptive environment seperti fenomena perkembangan financial technology (fintech) belakangan ini.
Dengan merespons secara cepat perubahan itu, perbankan bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kinerja mereka dan membantu terciptanya stabilitas sistem keuangan.
"Kegagalan perusahaan dalam menerima perubahan bakal berdampak besar pada kinerja industri keuangan nasional," ujar Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Haddad pada acara Indonesia Change Management Forum di Jakarta, kemarin (Seninj, 3/4).
Dia memaparkan Forum Ekonomi Dunia (WEF) pernah membahas khusus dampak fintech atas industri keuangan pada 2015. Mereka mengidentifikasi berbagai isu, dari payment, asuransi, deposit and lending, pasar modal untuk peningkatan modal, hingga manajemen investasi.
Di Indonesia, sektor deposit and lending berkembang menjadi alternatif pembiayaan seperti peer to peer lending. Selanjutnya, pada sektor yang sama ada shifting customer yang cepat melalui mobile, teknologi virtual, serta preference customer.
Untuk merespons perubahan cepat itu, menurut dia, bank harus berpikir keras mengenai fungsi kantor cabang. Di sisi lain, berdasarkan survei, nasabah senang dilayani bank yang memiliki channel banyak, fisik kantor, jaringan ATM, internet, dan teknodigital.
"Saat ini bank-bank sudah coba melengkapi diri dengan kapasitas itu. Namun, butuh investasi besar. Bank-bank BUMN rasanya siap. Namun, bank-bank dengan size (ukuran) kecil umumnya mengalami kesulitan untuk bisa menghadapi perubahan cepat di lapangan," ujarnya.
Karena itu, dia mengimbau industri perbankan terutama bank-bank ukuran kecil untuk bisa bekerja sama dengan perusahaan fintech sebagai upaya meningkatkan layanan kepada nasabah mereka.
"Kini, ada 165 perusahaan fintech yang terdaftar di OJK. Mereka bergerak pada bidang payment, peer to peer lending, dan lainnya. Kerja sama Go-Jek dengan Blue Bird yang memanfaatkan industri fintech dapat memberi inspirasi bagi bank untuk membangun semangat kemitraan dengan perusahan fintech," ujar Muliaman.
Diagresiasi
Hal sama disampaikan Pemimpin Fintech Office Bank Indonesia (BI) Yosamartha. Menurut dia, ke depan fungsi bank secara universal bakal diagregrasi fintech.
"Hal itu sudah terjadi saat ini. Ada fintech yang fokus sebagai agregator dan lainnya. Nah, bisa saja dalam 5-10 tahun ke depan, semua fungsi fintech bisa melebur jadi satu, dan fungsi bank universal bisa menjadi fintech universal," ujarnya pada Seminar IndoFintech 2017 yang diselenggarakan Royal Media Integrated Communication di Jakarta, akhir pekan lalu.
Karena itu, jelas dia, perlu ada regulasi agar kemitraan yang terjalin tidak mengganggu kinerja perbankan dan sebaliknya bisa menciptakan stabilitas sistem keuangan.
Terkait dengan itu, Muliaman mengatakan OJK berkepentingan membangun dan mengawal dari sisi regulasi seperti regulatory sandbox untuk pelatihan. "Jadi, kerja sama kemitraan bisa memberi manfaat bagi kedua belah pihak."(Ant/E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved