Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
USAI melakukan pertemuan dengan pihak Standard & Poor's (S&P) Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengungkapkan optimisme lembaga pemeringkat tersebut akan meningkatkan peringkat Indonesia akan menjadi lebih baik ketimbang sebelumnya.
"Saya setuju (tidak ada alasan S&P tidak menaikan peringkat)," kata Suahasil di Jakarta, Jumat (23/3).
Menurut Suahasil, lembaga pemeringkat lainnya seperti Fitch sudah menaikkan peringkat Indonesia ke posisi layak investasi (investment grade), bahkan kini lembaga tersebut mengubah outlook ke positif dari sebelumnya stabil. Oleh karena itu, ada kemungkinan Fitch akan menaikkan peringkat lebih lanjut.
"Moody's (lembaga rating lainnya) juga begitu, kita sudah di invesment grade dengan positive outlook, jadi ada kesempatan kita untuk dapatkan upgrade yang lebih baik dari Fitch dan Moody's. Beberapa (lembaga rating) dari Jepang, juga menaruh kita di invesetment grade bahkan ada yang taruh di positive," terangnya.
Dirinya mengungkapkan jika memang nantinya rating Indonesia masuk investment grade, Indonesia memiliki peluang yang lebih meningkatkan minat investor untuk berinvestasi di dalam negeri.
Dalam pertemuan tersebut, kata Suahasil, pemerintah menjelaskan bahwa Indonesia sudah dapat membuktikan memiliki arah pembangunan ekonomi yang jelas dengan kebijakan fiskal yang cukup kredibel. Suahasil menjelaskan hal-hal seperti itu yang disampaikan kepada perusahaan pemeringkat sehingga dirinya menantikan asessment yang dilakukan oleh tim dari S&P.
Misalnya dalam diskusi dengan S&P tadi diskusikan menganai langkah mengamankan APBN dari sisi penerimaan pajak yang salah satu caranya adalah menggunakan data hasil amnesti pajak. Data base amnesti pajak tersebut nantinya juga akan dioptimalkan untuk membikin basis profil wajib pajak.
Perhatian lainnya ialah terkait permasalahan fiskal, seperti pemerintah membangun infrastruktur tidak hanya mengandalkan APBN tetapi juga kerja sama pemerintah dan swasta (PPP) atau mekanisme lainnya dengan penjaminan dari pemerintah.
"Jaminan pemerintah ada contingent liabilities dari pemerintah yang memang kita awasi dengan ketat. Sekarang sekitar 3%-4% dari GDP yang masih cukup rendah, apalagi depth to GDP ratio masih sekitar 28%," ujar Suahasil.
Saat ini peringkat terakhir Indonesia dari S&P pada 2015 adalah BB plus dengan outlook positif. Peringkat tersebut tidak berubah ketika 2016 lalu dengan menempatkan posisi yang sama, saat ini S&P sedang melakukan pemeringkatan untuk 2017. (OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved