BNI Syariah Tunjuk Firman Jadi Direktur Utama Baru

Antara
24/3/2017 10:58
BNI Syariah Tunjuk Firman Jadi Direktur Utama Baru
(Antara)

RAPAT Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah mengangkat Abdullah Firman Wibowo sebagai Direktur Utama untuk menggantikan Imam Teguh Saptono.

RUPS-LB BNI Syariah juga mengangkat Dhias Widhiyati sebagai Direktur da mengakhiri masa tugas Kukuh Rahardjo sebagai Direktur Bisnis Konsumer BNI Syariah.

"Kedua direksi baru akan efektif setelah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan," menurut pernyataan resmi BNI Syariah terkait hasil RUPS-LB diterima di Jakarta, Jumat (24/3).

Sementara itu, BNI Syariah pada 2016 mengalami pertumbuhan bisnis 21,3% dengan posisi laba Rp277,37 miliar daripada Desember 2015
sebesar Rp228,52 miliar.

Kenaikan laba didukung oleh komposisi rasio dana murah (CASA) yang meningkat yakni 47,63% lebih baik dari tahun sebelumnya sebesar 46,15% dan efisiensi penurunan biaya operasional (BOPO) menjadi 87,67% dari sebelumnya sebesar 89,63%.

Sementara dana pihak ketiga meningkat sebesar Rp24,23 triliun, atau tumbuh 25,41% dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp19,32 Triliun.

BNI Syariah juga mengumpulkan aset hingga Desember 2016 sebesar Rp28,31 triliun atau naik 23,01% dari posisi Desember 2015 sebesar Rp23,01 triliun. Hal tersebut didukung dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp20,49 triliun yang terbagi menjadi empat segmen di antaranya ritel produktif dan komersial sebesar Rp8 triliun, pembiayaan konsumer sebesar Rp10,91 triliun, pembiayaan mikro sebesar Rp1,20 triliun dan kartu hasanah sebesar Rp367,59 miliar dengan tetap menjaga kualitas pembiayaan (NPF) di bawah 3%.

Pada akhir 2016 pangsa pasar BNI Syariah terhadap industri perbankan syariah sebesar 7,94% dengan memberikan kontribusi laba sebesar 13,23%. Dengan begitu, BNI Syariah berada pada peringkat aset terbesar ke-3 di industri perbankan syariah kategori Bank Umum Syariah.

Selain aset, dana pihak ketiga dan pembiayaan juga menempati posisi ketiga dengan NPF masih terjaga di bawah 3% dan di bawah rata-rata industri sebesar 4,42%. (OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya