Istana Tolak Intervensi Izin PT Semen Indonesia

ISTANA Kepresidenan menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya petani perempuan asal Pegunungan Kendeng, Patmi.

Patmi meninggal setelah mengalami serangan jantung, setelah sepekan terakhir mengikuti aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, untuk menolak pertambangan karst dan pabrik semen di Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah.

"Presiden menyampaikan rasa belasungkawa yang sedalam-dalamnya," ujar Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (21/3).

Jokowi, kata Teten, memerintahkan dirinya mengurus proses persemayaman hingga pemakaman almarhum Patmi di kampung halamannya.

Ia meminta petani Kendeng untuk menghentikan aksinya mengecor kaki karena bisa berbahaya.

"Kita imbau kalo mau menyampaikan pendapat, aspirasi, jangan aksinya mengambil risiko pada keselamatan," cetusnya.

Lebih jauh, Teten mengatakan Presiden Jokowi tidak akan mencabut izin yang diterbitkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo karena merupakan wewenang pemerintah daerah.

"Itu pemda punya kewenangan buat (menerbitkan) izin tersebut, tidak semua dari Presiden," ujar Teten.

Namun, Teten menegaskan pemerintah sudah mencari jalan keluar. Pemerintah sudah meminta PT Semen Indonesia untuk tidak beroperasi sementara waktu meski sudah mengantongi izin.

Operasi dihentikan sampai Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan selesai dilakukan akhir Maret nanti.

PT Semen Indonesia pun sudah sepakat menghentikan operasinya sementara waktu.

"Dari awal Presiden ketika dialog dengan petani mengingatkan kalo itu pabrik semennya itu tidak untuk dirundingkan. Yang dirundingkan itu adalah wilayah tambangnya," tandasnya. (OL-5)