Ekspor Mobil Menggeliat Naik

Gabriela Jessica Sihite
16/3/2017 06:51
Ekspor Mobil Menggeliat Naik
(Sumber: BPS/Gaikindo/Foto: Cri Canon Ria Dewi/Grafis: Seno)

BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor nonmigas selama Februari 2017 mencapai US$11,38 miliar atau turun 11,38% dari Januari 2017.

Namun, di tengah penurunan itu, ada hal yang menggembirakan, yaitu ekspor kendaraan dan bagiannya dari Indonesia semakin dilirik negara lain.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pangsa pasar terbesar kendaraan dari Indonesia ialah Filipina dan Arab Saudi.

Ia menyebutkan ekspor mobil ke Filipina pada Februari 2017 mencapai US$53 juta atau naik dari sebelumnya, sebesar US$45 juta, sedangkan ke Arab Saudi sekitar US$10 juta-US$20 juta.

"Jenisnya macam-macam. BPS tidak boleh sebut merek mobilnya. Hanya, ekspor mobil bisa ditingkatkan," ucap Sasmito di Jakarta, kemarin.

Indonesia, lanjutnya, bisa memaksimalkan ekspor ke India.

Apalagi, saat ini India sudah dua kali menempati posisi tiga besar pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia.

Setelah Januari 2017, India kembali menggeser Jepang sebagai posisi ketiga pangsa ekspor terbesar dengan nilai ekspor US$2,34 miliar pada bulan lalu.

Di samping itu, India merupakan negara dengan pasar yang besar dan pertumbuhan ekonomi tinggi di tengah lesunya perekonomian dunia. Hal itu dinilai Sasmito bisa menjadi peluang Indonesia untuk meningkatkan pasar ekspor kendaraan.

"Sebenarnya kita punya barang apa saja yang bisa diekspor. Mobil bisa karena yang kayak seperti itu ada pasarnya di sana (India). Di sana seperti Indonesia, mau harga tinggi dan rendah bisa dijual. Tidak seperti negara maju yang lebih selektif dalam memasukkan produk ke negaranya," imbuh Sasmito.

Indonesia pada tahun lalu berhasil mengekspor 194.397 mobil dengan nilai US$2,89 miliar.

Jumlah ini menurun sekitar 13 ribu unit dari posisi 2015 sebanyak 207.691 unit senilai US$2,69 miliar. (lihat grafis)

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan masih ada sekitar 700 ribu mobil produksi Indonesia yang belum optimal dijual.

Dari kapasitas produksi mobil yang mencapai 2 juta unit per tahun, baru sekitar 1,3 juta unit yang terjual di dalam dan luar negeri.

"Sebanyak 1,1 juta unit untuk pasar domestik, 200 ribu unit untuk ekspor. Oleh karena itu, masih ada sekitar 700 ribu unit yang belum dioptimalkan dan diupayakan untuk ekspor," ucap Kukuh.

Karena itu, pihaknya tengah mengupayakan mobil-mobil yang belum dioptimalkan agar bisa diekspor ke berbagai negara.

Kukuh pun mengapresiasi capaian kinerja ekspor mobil yang masuk jajaran peningkatan terbaik selama Februari 2017.

Surplus berlanjut

Pada Februari, neraca perdagangan Indonesia masih mencatat surplus.

Namun, nilainya tercatat lebih rendah daripada Januari, yakni hanya US$1,32 miliar jika dibandingkan dengan sebelumnya, US$1,43 miliar.

Surplus yang lebih rendah tersebut dipengaruhi kenaikan defisit neraca perdagangan migas yang melampaui peningkatan surplus neraca perdagangan nonmigas.

Bank Indonesia memandang kinerja neraca perdagangan pada Februari 2017 positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan. Bank Indonesia terus mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik, terutama yang dapat memengaruhi kinerja neraca perdagangan serta mengupayakan agar kegiatan ekonomi domestik terus berjalan dengan baik.

(Fat/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya