BRI Bagikan Dividen Rp10,478 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menggelar rapat umum pemegang saham tahunan 2017 (RUPST) di Jakarta, Rabu (15/3). Wakil Direktur Utama Bank BRI Sunarso mengatakan dalam putusan pemegang saham, RUPS mengesahkan 40% dari laba 2016 sebagai dividen yaitu Rp10,478 triliun.

“Laba sebesar 60% atau Rp15,72 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan. Adapun laba konsolidasi perseroan di 2016 sebesar Rp26, 195 triliun, yang terdiri dari laba Bank BRI beserta anak perusahaan yaitu BRI Agro, BRI Syariah, BRI Life , BRI finance dan BRI Remittance,” ujarnya pada konferensi pers usai RUPST di Jakarta, Rabu (15/3).

Meski perusahaan membagikan dividen sebesar 40% dari laba bersih, Sunarso menyakini rasio kecukupan modal perseroan (capital adequacy ratio/ CAR) tetap kuat. Setelah pembagian dividen, CAR masih akan di angka 21%.

“Untuk ekspansi selama 1-2 tahun ke depan sampai 2019 tanpa menghitung ada laba ditahan, CAR kami masih sangat memadai untuk ekspansi atau penuhi ketentuan minimal modal,” tambahnya.

Perseroan juga akan tetap menjaga tingkat kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) agar di bawah 3%. Meskipun kewaspadaan masih harus dilakukan untuk kualitas aset produktif.

BRI juga menargetkan KUR sebesar Rp71 triliun agar dapat dicapai, dengan fokus kepada sektor produktif.

Direktur Keuangan Haru mengatakan RUPS juga menyampaikan pelaporan pertanggungjawaban dana hasil Penawaran Umum Obligasi (PUB) berkelanjutan I Bank BRI Tahap II dan tahap III dengan jumlah Rp9 triliun dan obligasi berkelanjutan II Bank BRI tahap I tahun 2016 sejumlah Rp4,6 triliun .

“Untuk 3 tahun, 2016-2018, PUB sebesar Rp 20 triliun. Yang sudah kami terbitkan tahap 1 sebesar Rp4,6 triliun sisanya Rp15,6 triliun. Kira-kira kalau bagi dua, untuk 2017 sebesar Rp6 triliun untuk obligasi. Sisanya akan di 2018,” ungkapnya. (OL-5)