Diaspora, Penebar Benih Bisnis yang Potensial

Fathia Nurul Haq/E-2
09/3/2017 06:41
Diaspora, Penebar Benih Bisnis yang Potensial
(MI/Ramdani)

TERCATAT, 6 juta paspor yang diterbitkan pemerintah Indonesia tersebar di seluruh dunia.

Sebanyak 2 juta di antaranya milik tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri hingga menetap di berbagai belahan dunia.

Mereka kemudian dikenal dengan sebutan diaspora.

Jangan salah sangka, diaspora bukan melulu tenaga kerja informal di posisi yang kurang strategis.

Para diaspora juga bukan mereka yang kekurangan rasa nasionalisme.

Malahan, menurut Indonesia Diaspora Network, saat ini banyak warga negara Indonesia punya kedudukan dan pengaruh besar di negara-negara maju seperti Australia dan Singapura. Alih-alih menstigma para pahlawan devisa lintas kalangan yang masih kukuh memeluk kewarganegaraannya, bukankah lebih baik mereka diberdayakan untuk membuat posisi tawar Indonesia semakin tinggi?

"Jangan terlalu ngotot agar diaspora pulang kampung. Banyak kasus mereka pulang kampung tidak dapat pekerjaan, malah pusing. Justru kalau orang Indonesia menyebar, punya kantor, mereka jadi global network kita," demikian pesan Ketua Dewan Penasihat Indonesia Diaspora Network Dino Patti Djalal dalam diskusi panel bertajuk Indonesia Creative Economy 2017 di Jakarta, kemarin.

Menurut Dino, banyak negara sukses mengembangkan perekonomian nasional sekaligus menggenjot ekspor-impor lantaran berhasil mengolaborasikan dinamika bisnis dalam negeri dengan para diasporanya.

Tengok saja Tiongkok yang kini disebut-sebut punya kapital lebih besar dari negara adidaya Amerika Serikat.

Dino juga menekankan posisi-posisi strategis para diaspora pada bursa tenaga kerja global ialah pintu ke mana saja untuk bibit unggulan nasional mengembangkan diri.

"Kita lagi bikin database, namanya Diaspora 1.000, setiap diaspora yang punya peran, apakah politik, olahraga, ekonomi, dan sebagainya didata. Karena selama ini setiap kita bicara diaspora, abstrak. Kita tidak tahu siapa dia, apa pengaruhnya dan sebagainya," jelas mantan Duta Besar RI untuk Amerika Serikat itu.

Lantas, di mana saja kantong-kantong itu tersebar?

"TKI banyak di Malaysia. Namun untuk konsentrasi penyebaran diaspora Indonesia, antara lain Australia, Singapura, Korea, Taiwan, Hong Kong, Belanda, Amerika, Qatar, Afrika Selatan, Madagaskar, Suriname, Selandia Baru, Jerman, Turki. Ada dua lainnya, tapi saya lupa," tutur Dino.

Salah satu pegiat ekonomi kreatif Mari Elka Pangestu yang hadir pada kesempatan yang sama berpendapat, jika kolaborasi ini dipadu dengan regulasi yang semakin memadai, potensi nasional optimal tergali.

"Bayangkan saja jika lahan ekspansi bisnis meluas bukan hanya di pangsa pasar tradisional, melainkan juga di 16 negara kantong diaspora terbesar di dunia."



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya