Semangat Kaltara Menggaet Investor

Tesa Oktiana Surbakti
09/3/2017 06:31
Semangat Kaltara Menggaet Investor
(MI/susanto)

SEBAGAI provinsi paling bungsu di Tanah Air, Kalimantan Utara (Kaltara) terus menggencarkan pembangunan untuk melampaui ketertinggalan.

Semangat itu seiring dengan besarnya potensi kekayaan alam yang tersimpan.

"Memang meyakinkan investor itu tidak mudah. Karena kita akui Kaltara ini provinsi baru, pembangunan infrastruktur tentu belum memadai. Hari ini kita gencar promosikan, tapi belum tentu langsung terealisasi. Mungkin satu atau dua tahun lagi," ujar Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie dalam Kaltara Investment Forum (KIF) 2017 di Jakarta, kemarin.

Pemerintah Provinsi Kaltara kini gencar mempromosikan potensi wilayah agar investor tertarik masuk. Kehadiran investor dinilai penting sebagai motor penggerak pembangunan wilayah dengan pertumbuhan ekonomi 3,75% per triwulan IV 2016.

Masuknya investor ke Kaltara diharapkan meningkatkan pendapatan daerah dan memperluas lapangan kerja.

Pihaknya tidak hanya mengincar investor lokal, melainkan juga penanam modal asing.

Utamanya yang tertarik pada sektor energi. Sebagai informasi, Kaltara memiliki 9 titik lapangan minyak dan gas (migas).

Salah satunya ialah Blok Ambalat yang terdeteksi mengandung cadangan minyak 764 juta barel dan gas 1,4 triliun kaki kubik.

Selain itu, Kaltara juga menyimpan sumber daya energi lainnya seperti batu bara yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik berbasis uap.

Selain energi fosil, sumber energi baru dan terbarukan (EBT) di Kaltara terbilang melimpah. Dengan adanya lebih dari 20 sungai yang melintasi Kaltara, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dikatakannya sangat berpotensi dikembangkan.

Namun, Irianto menekankan upaya membangun wilayah tidak lepas dari ketersediaan pasokan listrik.

Maka, pemerintah berharap PT PLN (Persero) dan investor swasta (independent power producer/IPP) segera merealisasikan pembangunan sistem ketenegalistrikan.

"Ironi memang. Wilayah yang sumber energinya melimpah, tapi kami masih mengalami krisis listrik. Kami minta PLN dan investor segera merealisasikan rencana membangun pembangkit."

Saat ini rasio elektrifikasi Kaltara berkisar 78%. Pada 2019, rasio elektrifikasi wilayah yang dibentuk pada 2012 diharapkan 87,48%.

Direktur Bisnis Regional Kalimantan PLN Djoko R Abumanan mengatakan pihaknya menargetkan pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Selor dengan kapasitas 2x7 MW, selesai pada 2018.

Adapula PLTU Malinau 2x3 MW yang juga ditargetkan rampung 2018.

"PLN harus selesaikan pembangkit Tanjung Selor dan Malinau juga. Untuk EBT juga direncanakan, cuma di sana mulai banyak ya."

Kawasan industri

Lebih jauh, Kawasan Industri Tanah Kuning di Kalimatan Utara masuk sebagai satu dari lima kawasan strategis nasional.

Sepanjang 2017-2020, terdapat rencana investasi industri yang terdiri atas 91 proyek dengan total biaya hingga Rp704 triliun.

"Di luar kawasan industri prioritas tersebut, Pemerintah juga tengah mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri berpotensi lain yang salah satunya Kawasan Industri Tanah Kuning di Provinsi Kalimantan Utara," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada kesempatan sama.

(Try/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya