Taspen Pertebal Porsi di Pasar Saham

Raja Suhud
07/3/2017 08:42
Taspen Pertebal Porsi di Pasar Saham
(MI/ATET DWI PRAMADIA)

TINGGINYA prospek pendapatan investasi pada instrumen saham dan reksa dana membuat PT Taspen (persero) berencana mengalihkan alokasi dana investasi dari deposito ke saham.

Pada tahun lalu porsi deposito mencapai 17% dari total dana kelolaan yang sebesar Rp167,35 triliun, sedangkan tahun ini diturunkan menjadi hanya Rp12,5%. Dana relokasi dari deposito akan dipergunakan untuk mendongkrak investasi di saham sebesar 15,57%, atau setara Rp31,8 triliun. Sebelumnya alokasi investasi di saham pada 2015 dan 2016 hanya 4% dan 9% dari total dana kelolaan.

"Sejak 2015, Taspen mencoba mengubah strategi investasi dengan mengurangi portofolio deposito sebagai konsekuensi dari penurunan tingkat bunga perbankan," kata Iqbal dalam public expose di Bogor, akhir pekan lalu.

Hasil dari investasi saham dinilainya cukup menjanjikan. Pada tahun lalu saja, PT Taspen dapat meraih capital gain sebesar Rp298,7 miliar dan dividen Rp125,5 miliar. Diharapkan, dengan tambahan alokasi investasi pada bursa saham dan reksa dana, nilai pendapatan yang diperoleh dapat mencapai Rp2,14 triliun. Itu jauh lebih besar ketimbang investasi pada deposito yang jumlahnya Rp1,69 triliun.

Taspen juga bersiap untuk menambah investasi pada obligasi, baik milik pemerintah maupun swasta. Jadi, diharapkan, pada akhir tahun jumlah investasi Taspen di obligasi mencapai Rp138,38 triliun. Saat ini porsi obligasi atau bonds menjadi yang terbesar dalam portofolio Taspen yang besarannya mencapai 68%.

Direktur Keuangan Taspen Iman Firmansyah mengatakan pada 2016 lalu perusahaan juga menjalankan program <>switching portofolio dengan meningkatkan alokasi investasi langsung pada tiga sektor usaha, yaitu infrastruktur, bank, dan jasa keuangan.

"Tahun lalu investasi langsung Taspen mencapai sekitar Rp1,9 triliun atau sekitar 2% total investasi. Ditargetkan pada 2017 investasi langsung bisa mencapai 4% atau sekitar Rp8,5 triliun," ujarnya.

Taspen menutup tahun lalu dengan pencapaian positif dari sisi aset, yakni Rp198,62 triliun, atau tumbuh 15,30% ketimbang 2015 yang sebesar Rp172,26 triliun. Pertumbuhan aset selama 2016 ditopang antara lain kenaikan aset investasi yang mencapai Rp167,35 triliun, tumbuh 17,58% daripada tahun sebelumnya.

Secara keseluruhan, pada tahun lalu Taspen mengalami penurunan laba dari Rp577,9 miliar menjadi hanya Rp247,25 miliar. Hal itu terjadi karena pembayaran klaim meningkat Rp812 miliar untuk jaminan kecelakaan dan Rp752,07 miliar untuk jaminan kematian.

IHSG menguat
Kemarin, indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat sebesar 18,60 poin dengan ditopang saham-saham sektor perdagangan dan aneka industri. IHSG BEI ditutup naik 18,60 poin atau 0,34% menjadi 5.409,81 poin. Kelompok 45 saham unggulan, atau indeks LQ45, bergerak menguat 4,25 poin (0,47 persen) menjadi 898,38 poin.

"IHSG menguat, saham-saham sektor perdagangan dan aneka industri menjadi trigger (pemicu) penguatan dengan menguat lebih dari 1% pada perdagangan awal pekan ini (6/3)," kata analis Reliance Securities Lanjar Nafi.

Kendati demikian, lanjut Lanjar Nafi, penguatan IHSG tetap dibayangi masih berlanjutnya aksi lepas investor asing. Berdasarkan data BEI, pelaku pasar asing mencatatkan jual bersih atau foreign net sell Rp63,525 miliar pada awal pekan ini. (Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya