Membuka Potensi Besar Samudra Hindia

Irene Harty
07/3/2017 08:23
Membuka Potensi Besar Samudra Hindia
(ANTARA/Rosa Panggabean)

KONFERENSI Tingkat Tinggi (KTT) Indian Ocean RIM Association (IORA) 2017 di JCC Senayan, Jakarta, kemarin, melangsungkan agenda IORA Business Summit 2017 yang dibuka Presiden Joko Widodo, yang akrab dipangggil Jokowi. Dalam sambutannya, Jokowi menekankan besarnya potensi besar bisnis bagi pertumbuhan ekonomi kawasan Samudra Hindia.

"Kawasan Samudra Hindia yang sangat luas itu menghadapi banyak tantangan. Namun, karena saya pernah menjadi pengusaha, (saya paham) setiap tantangan justru menciptakan peluang bagi pengusaha. Di situlah peluang bisnisnya," ungkap Jokowi.

Wilayah yang ditinggali 2,7 miliar penduduk itu dilewati setengah perjalanan kontainer dengan dua pertiga tanker energi lewat sana.

Oleh sebab itu, menurut Jokowi, Samudra Hindia ialah samudra masa depan dan masa depan ekonomi dunia ada di sana. "Indonesia ingin memperkuat poros maritim dan kami membutuhkan kemampuan bisnis Bapak/Ibu sekalian untuk menciptakan solusi atas peluang yang tadi saya sampaikan," imbuhnya.

Jokowi menitikberatkan tiga poin penting dalam pertemuan tingkat tinggi bisnis IORA 2017. Pertama ialah usaha bisnis kecil dan menengah, yang berkontribusi lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) dan lebih dari 70% menyediakan lapangan kerja.

Kedua ialah wanita yang merupakan pilar juga, dan rasa tanggung jawab dan etikanya jauh lebih baik daripada kaum pria. Ketiga ialah generasi muda yang merupakan bagian terbesar dari tenaga kerja di IORA sebagai bagian yang penting.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan ada sekitar 300 peserta hadir dalam business summit tersebut, termasuk dari Tiongkok, Jerman, Jepang, dan Inggris. Saat ini 95% perdagangan Samudra Hindia dikuasai Indonesia, India, Singapura, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Menurut Enggar pertemuan bisnis tingkat tinggi itu juga membuka pasar dagang baru bagi Indonesia karena negara-negara anggota IORA termasuk negara berkembang dengan inflasi yang tinggi. "Dari sisi itu, kita melihat kesempatannya besar untuk kita membuka pasar baru. Pasar ini sangat potensial."

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menambahkan, pihaknya akan menawarkan negara-negara IORA sektor-sektor industri perkapalan dan peralatannya, pengolahan hasil laut, komponen otomotif, petrokimia dan gasifikasi batu bara, serta produk hilir agro.

Dalam catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi negara-negara IORA rata-rata naik 13,4% dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan peningkatan tren investasi yang positif sepanjang 2015-2016 itu menunjukkan semakin berkembangnya ekonomi selatan-selatan.

Pada 2016, kenaikan investasi negaea-negara IORA mencapai 21,6% dengan nilai investasi mencapai US$11,67 miliar, naik daripada investasi tahun sebelumnya sebesar US$9,5 miliar.

Pernyataan bersama
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani membacakan joint declaration (pernyataan bersama) ditemani dengan 21 perwakilan dari kalangan usaha dari delegasi negara-negara IORA.

Dalam pernyataan itu disebutkan, kalangan pebisnis menyadari perubahan dalam sektor informasi dan teknologi, selain membawa tantangan, menimbulkan kesempatan untuk lebih menyejahterakan masyarakat.(Jes/Arv/Ant/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya