Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
DEWAN Komisaris PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk memperpanjang masa tugas Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Yenny Andayani. Pertimbangannya disebabkan Dewan Komisaris masih butuh waktu untuk menentukan nama yang pantas menjadi Direktur Utama definitif yang sebelumnya dijabat Dwi Soetjipto.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 3 Februari lalu, Dewan Komisaris sudah menetapkan masa jabatan Plt Dirut selama 30 hari. Molornya penentuan Dirut Pertamina (definitif) tersebut menurut pengamat energi dari Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman adanya unsur tarik menarik yang kuat di lingkaran kekuasaan.
"Ada kemungkinan hal itu disebabkan penolakan halus oleh Presiden Joko Widodo terhadap sederet nama calon yang diusulkan Dewan Komisaris Pertamina dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Padahal nama yang diajukan tentu sudah melalui proses fit and proper test,” ujar Yusri di Jakarta, Senin (6/3).
Yusri pun mempertanyakan kemampuan Kementerian BUMN dalam menyeleksi calon Dirut yang sesuai dengan keinginan Presiden. Pasalnya, menurut dia, posisi tertinggi di tubuh BUMN energi tersebut harus segera diisi.
Pertamina merupakan BUMN strategis yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlangsungan pasokan energi nasional. “Karena begitu terjadi kelangkaan (pasokan energi), akan menimbulkan gejolak politik dan keamanan suatu daerah,” imbuhnya.
Selain diminta meningkatkan target lifting migas nasional, Pertamina juga diberi amanat untuk mengefisiensikan proses bisnis hulu hingga hilir. Perseroan diketahui tengah membangun sejumlah aspek infrastruktur, seperti menambah kapasitas kilang nasional melalui terminal penampungan bahan bakar minyak (BBM), berikut proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan Grass Root Refinery (GRR).
Targetnya pada 2023, Indonesia sudah mencapai swasembada BBM. Optimalisasi infrastruktur, kata dia, berperan penting dalam melaksanakan kebijakan satu harga BBM di seluruh Tanah Air. Maka dari itu, Yusri menilai diperlukan manajemen yang solid untuk memperkuat struktur organisasi Pertamina yang sempat diwarnai dualisme kepemimpinan.
“Mungkin untuk jangka pendek (belum terpilihnya Dirut definitif), kelihatannya tidak terlalu berdampak. Tapi mengingat tugas Pertamina begitu banyak, sangat riskan kalau Dirut definitif tidak segera dipilih. Harus dicari figur Dirut yang bisa menyatukan kembali dua kubu yang telah melahirkan 'matahari kembar',” tukas Yusri.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved