2017, Tahun Perang Suku Bunga Acuan

Fathia Nurul Haq
28/2/2017 17:10
2017, Tahun Perang Suku Bunga Acuan
(AFP PHOTO / ROSLAN RAHMAN)

MEMASUKI bulan Maret, spekulasi penyesuaian Fed Funds Rate (FFR) oleh Federal Reserve kembali ramai. Penyesuaian itu dipastikan akan terjadi lebih dari dua kali tahun ini.

Di antara seluruh spekulasi para pelaku pasar, DBS Group Research adalah yang paling berani memprediksi penyesuaian akan mengerek naik FFR sebesar 100 bps. Artinya akan ada penyesuaian sebanyak empat kali.

"DBS melihat kemungkinan besar bisa empat kali. Penyesuaian biasanya dilakukan setiap akhir kuartal," ungkap ekonom DBS Gundy Cahyadi kepada pewarta di Jakarta, Selasa (28/2).

Gundy mengelaborasi penyesuaian FFR lebih didorong oleh kebutuhan di dalam negeri AS, menyusul terus membaiknya fundamental ekonomi negeri itu. Laporan ekonomi AS mengindikasikan perbaikan daya beli yang melampaui target Federal Reserve sendiri, tercermin dari tingkat inflasi Januari 2,5% (year-on-year). Padahal, targetnya hanya 2%.

Perbaikan daya beli juga mencerminkan konsolidasi dunia usaha yang sudah rampung 99%. Berbarengan dengan itu, klaim terhadap tunjangan pengangguran pun terus turun dan penjualann retail tumbuhnya 5,6%, tertinggi dalam 5 tahun.

Data-data itu menjadi pendorong tidak terbantahkan untuk penyesuaian FFR yang saat ini berada di kisaran 0,5-0,75%. "Di akhir 2017, FFR akan ada di 1,5%," ucap Gundy.

Menurut Gundy, jika spekulasi ini tidak meleset, ruang moneter Bank Indonesia semakin terdesak disusul kebutuhan untuk menjaga investasi di Indonesia tetap menarik dan menjaga kapital tidak terbawa arus..

“Kalau penyesuaian benar empat kali seperti dugaan kami, BI akan menaikkan suku bunga (BI-7 Days Reverse Repo Rate) 25 bps di kuartal dua," ujar Gundy.

Namun, jika FFR ternyata hanya disesuaikan dua sampai tiga kali saja, BI bisa tetap menahan acuannya di 4,75%.

BI sendiri masih tetap pada keyakinannya bahwa FFR hanya akan disesuaikan 2 kali tahun ini.

"Tinggal waktunya kapan, semester satu atau dua? Kalau lihat tipenya the Fed dengan Federal Open Market Committee (FOMC) sangat hati-hati, kemungkinan naik di semester satu sangat kecil. Kemungkinan semester dua,” ucap Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. (X-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ahmad Punto
Berita Lainnya