Bank Dunia Bantu Eksplorasi Panas Bumi

Gabriela Jessica Restiana Sihite
26/2/2017 17:13
Bank Dunia Bantu Eksplorasi Panas Bumi
(ANTARA/Iggoy el Fitra)

PENGEMBANGAN energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia, khususnya panas bumi mendapat sorotan dari Bank Dunia. Lembaga donor internasional itu rencananya membuat program khusus eksplorasi panas bumi guna merealisasikan potensi yang ada.

Energy Specialist Bank Dunia, Muchsin mengatakan, mulai 2017-2021, pihaknya akan membuat geothermal upstream development project (proyek pengembangan hulu panas bumi). Proyek itu fokus untuk mengebor sumur eksplorasi panas bumi.

"Sekarang Bank Dunia ada proyek baru yang mencoba membantu pemerintah mengebor sumur eksplorasi untuk sumur-sumur baru. Jadi, ketika sudah dibor, resouces dibuktikan, pemerintah baru lakukan tender," ucap Muchsin dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (26/2).

Menurutnya, proyek itu akan membantu investor yang selama ini dinilai enggan melakukan eksplorasi panas bumi. Selain risiko gagal yang tinggi, nilai investasi pengeboran sumur eksplorasi cukup besar, yakni sekitar US$7 juta-US$10 juta per sumur.

"Sementara untuk eksplorasi, mesti minimal ngebor 3 sumur. Biayanya sangat tinggi dan pengembang kerap kesulitan mendapat pinjaman dari bank untuk geothermal," tukasnya.

Setelah dibantu pengeboran dan berhasil, Bank Dunia menyerahkan sumur eksplorasi kepada pemerintah untuk lelang wilayah kerja panas bumi (WKP). Dengan demikian, investor tinggal mengembangkan sumur yang sudah teridentifikasi menjadi pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Untuk proyek selama lima tahun itu, Bank Dunia mengguyurkan dana sebesar US$55 juta. Namun, dana bantuan itu tetap harus dikembalikan investor yang menang lelang WKP.

"Jadi, ketika hasil pengeboran sukses, dibuka tender, dan sudah ada pemenang lelang, dia yang akan mengembalikan biaya itu. Dan dipakai untuk ngebor tempat lainnya. Itu jauh lebih mudah daripada pengembang harus menggunakan ekuitasnya sendiri karena mereka akan menambah 50% biaya untuk menanggung risikonya," papar Muchsin. OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya