Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Kumpulan Berita DPR RI
Untuk mengendalikan infl asi tidak cukup hanya dilakukan oleh BI, tetapi juga perlu adanya peran aktif dari pemerintah.
GUNA menjaga kualitas pertumbuhan ekonomi dan juga meningkatkan daya tahan dari fluktuasi global, Bank Indonesia (BI) perlu menjaga tingkat inflasi inti (core inflation). BI berharap bisa mempertahankan laju inflasi yang cukup rendah seperti di sepanjang tahun lalu 3,02%.
"Terlebih lagi inflasi ialah salah satu komponen yang membentuk tingkat kemiskinan. Kontribusi dari inflasi inti terhadap inflasi mencapai 60% sehingga inflasi inti menjadi tren yang penting sebab hal tersebut menjadi ukuran dari daya beli masyarakat," terang Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Yoga Affandi di Bandung, Jawa Barat, kemarin.
Dalam upaya mengendalikan inflasi, kata Yoga, ada tiga hal yang perlu dijaga, yakni inflasi inti (core inflation) dan inflasi noninti yang yang terdiri atas harga yang diatur pemerintah (administerd price) dan harga bergejolak (volatile food).
Melalui kebijakan moneternya, BI berkewajiban menjaga inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran dan lingkungan eksternal yang terdiri atas nilai tukar, harga komoditas internasional, inflasi mitra dagang ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.
Menurut Yoga, dalam 10 tahun terakhir, faktor eksternal seperti harga minyak dunia berpengaruh pada kenaikan tarif angkutan yang akhirnya mendorong inflasi sebagai dampak ikutan (second round effect).
Langkah pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM), meski bukan kebijakan yang populer, hal itu cukup berdampak meredam inflasi. "Inflasi inti sudah turun terus, tahun lalu itu sudah 3%-an dan tahun ini mungkin sekitar 3,3%. Jadi, dia masih stabil di batas bawah.
"Direktur Eksekutif Komunikasi Publik BI Tirta Segara mengungkapkan pengendalian inflasi tidak cukup hanya dilakukan oleh BI, tetapi juga perlu adanya peran aktif dari pemerintah.
"Tahun lalu tingkat inflasi bisa mencapai 3% lebih sedikit. Namun, untuk tahun ini bisa lebih dari tahun lalu dengan bisa di atas 4%. Ini perlu dikelola sebab kita ingin masuk ke rezim inflasi rendah," tutur Tirta.
Sesuaikan waktu
Gubernur BI Agus Martowardojo melihat berdasarkan survei rutin yang dilakukan Bank Indonesia hingga minggu kedua Februari posisi inflasi terpantau lebih rendah.
"Berdasarkan survei kita, inflasi ada di kisaran 0,35%. Ini lebih baik karena di Januari kita cukup khawatir karena inflasi ada di 0,97%," terang Agus saat ditemui seusai salat Jumat di kantornya.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai pemerintah perlu berkoordinasi dengan BI mengenai waktu yang tepat kenaikan harga yang diatur pemerintah. Misalnya, kenaikan tarif STNK di luar dugaan memberikan pengaruh terhadap inflasi Januari lalu.
"Memang (inflasi Februari ini) kalau kita lihat inflasinya tidak jauh dari perkiraan BI antara 0,35%-0,5% sebab volatile food seperti cabai masih mengalami kenaikan hingga 3% hingga 2 minggu pertama bulan ini dibandingkan dengan bulan sebelumnya," jelas Josua saat dihubungi Jumat (17/2). (E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved