Pemerintah akan Petakan Kebutuhan Tenaga Kerja

Dero Iqbal Mahendra
18/2/2017 21:35
Pemerintah akan Petakan Kebutuhan Tenaga Kerja
(ANTARA/Puspa Perwitasari)

PEMERINTAH rencananya melakukan pemetaan untuk menentukan prioritas sektor dan jenis pekerjaan. Melalui pemetaan ini, pemerintah diharapkan dapat menentukan prioritas sektor industri dan jenis pekerjaan yang mampu menyerap lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi. Selain itu,juga menentukan keahlian yang relevan dengan sektor industri untuk diajarkan di pendidikan dan pelatihan vokasi.

“Pendidikan dan pelatihan vokasi ini merupakan salah satu dari 3 pilar utama Kebijakan Ekonomi Pemerataan. Prinsip pertama yang perlu kita sepakati adalah kita akan berangkat dari demand driven. Kita identifikasi pekerjaannya, kita cocokkan dengan kebutuhan di lapangan, lalu kita desain training-nya,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat membuka Rapat Koordinasi Pembahasan Pendidikan dan Pelatihan Vokasional, di Jakarta, Jumat (17/2).

Pendekatan dalam jangka waktu dekat, pemerintah akan menyiapkan SDM berdasarkan kebutuhan yang mendesak. “Ada proyek-proyek pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja segera, seperti program listrik 35.000 MW dan sertifikasi pertanahan. Ada pula kebutuhan untuk sektor pariwisata, manufaktur, kesehatan, transportasi, Kawasan Industri, Kawasan Ekonomi Khusus dan sekolah berbasis agama di tahun terakhir pendidikannya,” jelas Darmin.

Rapat ini dihadiri sejumlah menteri, antara lain Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, Menteri Agraria dan Tata Ruang /Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Sofyan Djalil, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro, dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait.

Hampir 50 Juta tenaga kerja di Indonesia berada dalam jabatan yang memiliki tingkat kesejahteraan rendah, yaitu sebagai petani, pedagang dan pekerja manufaktur. Sebagai sektor yang memiliki tenaga kerja paling besar di Indonesia namun memiliki tingkat kesejahteraan yang kecil, maka tranformasi perlu dilakukan khususnya untuk mereka yang berada pada sektor subsistence farmers, fishers, hunters & gathers.

“Kebijakan pemerintah akan difokuskan untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja yang berada di 3 sektor tersebut,” tegas Darmin.

Selain memverifikasi jenis pekerjaan yang sudah tidak relevan lagi dengan kondisi sekarang, pemerintah juga akan mengidentifikasi pekerjaan yang prospektif dan bidang pekerjaan yang sedang dan akan muncul seiring dengan perkembangan teknologi.

Hal ini perlu dilakukan agar Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI) sesuai dengan kebutuhan saat ini dan di masa mendatang. Selain itu, klasifikasi ini untuk menyesuaikan dengan Global Industry Classification Standard (GICS) dan International Standard Classification of Occupation (ISCO).

Darmin mengungkapkan ada tiga hal yang perlu untuk ditindaklanjuti. Pertama, mengenai sistem informasi pasar tenaga kerja. Kedua, dalam waktu seminggu ke depan, seluruh K/L perlu segera mengumpulkan data kebutuhan tenaga kerja di sektor masing-masing untuk kemudian dicocokkan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS). Dan yang terakhir atau ketiga adalah tentang perlunya dipikirkan relokasi anggaran.

“Presiden itu setiap kali bicara tentang vokasi ini, beliau tidak bicara seribu atau sepuluh ribu, tapi jutaan. Dalam setahun kita harus bisa menghasilkan jutaan orang yang siap bekerja. Itu berarti pendidikan dan pelatihannya ini juga perlu dalam jumlah serupa,” jelas Darmin.OL-2



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya