Headline
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
Surya Paloh tegaskan Partai NasDem akan lapang dada melakukan transformasi regenerasi.
PEMERINTAH berupaya meningkatkan ekspor di tengah pelemahan ekonomi global dengan menyasar pasar-pasar nontradisional. Meski begitu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan pemerintah harus mendorong daya saing produk dalam negeri terlebih dahulu, berbarengan dengan upaya membuka pasar baru.
"Kita perlu memperkuat produk kita dengan kualitas yang memiliki nilai tambah agar barang kita lebih kompetitif dan mendorong volume ekonominya," terang Hariyadi saat dihubungi, kemarin (Kamis, 5/1).
Hariyadi juga mengatakan peluang dari negara-negara ASEAN, yakni penerapan tarif 0% setelah Masyarakat Ekonomi ASEAN berlaku. Meski Indonesia merupakan pasar besar di ASEAN, masih terdapat pasar hingga 400 jutaan pasar di ASEAN. "Di ASEAN itu masih ada Kamboja, Myanmar, Laos, bahkan Brunei Darussalam yang sebetulnya membutuhkan suplai," jelas Hariyadi.
Dalam kesempatan berbeda, Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat Usman menyambut baik pengembangan ekspor ke pasar nontradisional. Langkah presiden ke Iran beberapa waktu lalu pun dipandang sebagai awal yang baik.
Meskipun begitu, menurutnya, ada persoalan pencocokan letter of credit terlebih dahulu. Namun, menurutnya, hal itu bisa diselesaikan dengan cara barter, yakni dengan menyesuaikan kebutuhan antarkedua negara. "Misalnya, Sudan punya kapas kita beli dari sana, tetapi mereka harus ambil kain dari kita, tampaknya memang primitif, tetapi itu harus dilakukan," terang Ade.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman menambahkan Afrika dan Amerika Latin berpotensi untuk produk pangan olahan asal Indonesia. "Pasar Afrika memiliki potensi yang sangat besar, sebab di regional tersebut masih belum ada industri olahan makanan yang terbatas sehingga demand-nya cukup besar," katanya saat dihubungi, kemarin.
Namun, isu utama ekspor ke negara Afrika ialah bea masuk(Dro/E-2) untuk industri makanan dan minuman di atas 30% .
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved